Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Target Rasio Utang Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Berdasarkan dokumen kerangka Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan dipatok 2,45 persen-2,82 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dari defisit yang ditetapkan dalam APBN 2024 sebesar 2,29 persen.

"Upaya untuk menutup defisit tersebut dilakukan dengan mendorong pembiayaan yang inovatif, prudent, dan sustainable," ujar Sri Mulyani, dalam Rapat Paripurna DPR RI, dikutip Jumat (24/5/2024).

Adapun pada tahun depan, rasio utang pemerintah terhadap PDB ditarget berada dalam kisaran 37,98 persen-38,71 persen. Angka ini tidak jauh berbeda dengan target yang ditetapkan pemerintah untuk tahun ini, yakni sebesar 38,26 persen.

Dalam dokumen KEM-PPKF 2025 disebutkan, rasio utang pemerintah memang mengalami kenaikan signifikan selama 10 tahun terakhir. Kenaikan signifikan terjadi pada 2020, di mana rasio utang meningkat 9,14 poin persen ke level 39,37 persen.

Lonjakan itu terjadi akibat tingginya kebutuhan pembiayaan untuk berbagai program penanganan Covid-19. Rasio utang kembali meningkat pada tahun berkiutnya menjadi 40,73 persen.

Namun, seiring dengan meredanya pandemi Covid-19, rasio utang pemerintah kian menurun sejak 2022. Tercatat hingga pengujung tahun 2023, rasio utang pemerintah turun menjadi 38,98 persen.

Adapun hingga Maret 2024, rasio utang pemerintah sebesar 38,79 persen terhadap PDB. Angka itu didapat dengan nilai utang pemeirntah yang mencapai Rp 8.262,10 triliun.

Dengan perkembangan itu, rasio utang terhadap PDB masih di bawah dari batas rasio utang dan target strategi pengelolaan utang jangka menengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 batas rasio utang sebesar 60 persen, sementara mengacu Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah periode 2023-2026 targetnya adalah 40 persen.

https://money.kompas.com/read/2024/05/24/134512426/target-rasio-utang-tahun-pertama-pemerintahan-prabowo-gibran

Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke