Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal 2 Jenis Bias Psikologis dalam Investasi dan Cara Menghadapinya

Kondisi emosional investor menjadi salah satu faktor penentu dalam pengelolaan investasi.

Sekurang-kurangnya kondisi psikologis investor akan memengaruhi keputusan investasi seperti membeli atau menjual instrumen investasi.

Dalam ilmu keuangan, hal ini dikenal dengan bias psikologis.

Dilansir dari laman sikapiuangmu.ojk.go.id, bias psikologi menggambarkan kondisi penyimpangan dalam pengambilan keputusan investasi karena mengutamakan emosional tanpa mempertimbangkan fakta yang ada.

Ada dua jenis bias psikologis yang perlu dikenali investor. Bias psikologis ini seringkali menjebak investor pemula.

Berikut ini adalah dua jenis bias psikologis dalam berinvestasi.

1. Fears atau Loss Aversion Bias

Bias ini menggambarkan kecenderungan investor yang terlalu takut rugi, sehingga perilaku investasinya lebih fokus untuk menghindari kerugian daripada menghasilkan keuntungan.

Contohnya investor yang tidak berani berinvestasi saham karena berisiko tinggi alias high risk. Padahal risiko tinggi pada produk saham juga diikuti dengan potensi keuntungan yang bisa didapatkan apabila mampu menganalisis pasar saham dengan tepat.

Contoh lainnya adalah sifat panik ketika terjadi penurunan harga saham. Panik yang berlebihan akan mendorong investor untuk melakukan penjualan sahamnya  di harga beli alias cut loss untuk menghindari kerugian. Padahal jika bersabar harga saham bisa kembali naik dalam jangka panjang.

Perasaan takut atau enggan rugi membuat investor tidak dapat memaksimalkan potensi dalam berinvestasi.

Oleh karena itu, investor perlu melakukan analisis fundamental dan teknikal dengan tenang, agar mampu melihat potensi tersebut.

2. Greed Bias

Bias ini menggambarkan kecenderungan investor menjadi serakah dengan berharap kenaikan nilai investasi lebih tinggi dari saham yang dibeli.

Dalam hal ini, investor terlalu fokus pada keuntungan yang tidak realistis karena tidak mempertimbangkan kemampuan dan keterbatasan yang ada.

Sebagai ilustrasi, investor yang memborong saham gorengan dengan harapan mendapat imbal hasil yang tinggi. Investor yang serakah sangat mudah tergiur dengan kenaikan harga saham. Padahal saham gorengan tidak memiliki fundamental yang baik dan berisiko rugi dalam jangka panjang.

Contoh lainnya adalah kebiasaan menahan saham (hold) pada harga yang cukup tinggi tanpa mempertimbangkan risiko.

Lagi-lagi, investor perlu melakukan analisis fundamental dan teknikal dengan tenang, agar mampu melihat risiko tersebut. Jangan sampai terjebak oleh sifat serakah yang membuat investor tidak realistis dalam berinvestasi.

Dua bias psikologis tersebut dapat dihindari agar investor dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.

Cara mengendalikan bias psikologs

Berikut ini adalah 4 tips yang dapat diterapkan investor pemula untuk mengendalikan bias psikologis dalam berinvestasi.

1. Analisis produk investasi secara komprehensif dan objektif

Lakukan analisis dengan bersumber dari informasi yang relevan seperti laporan kinerja perusahaan dan berita terkini seputar ekonomi dan keuangan. Pelajari metode analisis pasar modal seperti analisis teknikal dan fundamental dan jangan mudah tergiur dengan iklan atau endorsement dari pihak lain.

2. Kenali profil risiko dan tingkat toleransi risiko

Setiap investor memiliki karakteristik yang berbeda, baik tujuan investasi, kemampuan keuangan, maupun profil risiko. Oleh karena itu, tidak bisa menyamakan keputusan investasi setiap orang.

Dengan mengenali karakteristik tersebut, investor dapat menentukan keputusan investasi yang tepat sesuai dengan tingkat toleransi risiko pribadi.

3. Susun dan terapkan rencana investasi

Setelah memahami karakteristik investasi, cobalah menyusun strategi dan rencana investasi versi sendiri. Sesuaikan portofolio investasi dengan kebutuhan dan profil risiko, lalu terapkan rencana tersebut secara konsisten.

4. Lakukan pengecekan dan penyesuaian (rebalancing) portofolio secara berkala

Kondisi ekonomi maupun pasar keuangan bisa mengalami perubahan. Oleh karena itu, investor perlu melakukan pengecekan portofolio secara berkala.

Apabila terjadi perubahan, jangan mudah panik. Ambil keputusan secara tenang dan lakukan penyesuaian (rebalancing) portofolio sesuai dengan hasil analisis.

Demikian adalah 4 tips yang dapat diterapkan investor pemula untuk mengendalikan bias psikologis dalam berinvestasi.

https://money.kompas.com/read/2024/05/24/141400826/mengenal-2-jenis-bias-psikologis-dalam-investasi-dan-cara-menghadapinya

Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke