Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkah Perjalanan Mudik Lebaran Tahun Ini?

Kompas.com - 04/09/2008, 07:07 WIB

Karena itu, tak heran jika sering terjadi kecelakaan kereta api. Kecelakaan juga akibat kualitas sumber daya manusia dan prasarana rel yang tidak mumpuni.

Masalah lain yang memperumit pengaturan perjalanan KA adalah stasiun-stasiun di republik ini tidak steril. Terlalu banyak ”jalan tikus” yang dapat dilalui pemudik. Saat KA mulai berjalan, tak jarang penumpang naik di kabin lokomotif sehingga aspek keselamatan dikorbankan.

Agar perjalanan KA saat Lebaran lancar, salah satu upaya yang memungkinkan adalah menurunkan tingkat kecepatan. Namun, akibatnya perjalanan lebih lama, tetapi keselamatan dipertahankan.

Angkutan udara

Bagi pemudik di Pulau Jawa, pesawat dapat digantikan KA. Namun, untuk perjalanan antarpulau, terutama ke Indonesia Timur, moda pesawat tetap diandalkan. Taruhlah, perjalanan kapal dari Tanjung Priok ke Makassar membutuhkan dua hari, bolak-balik sudah empat hari. Maka, habislah hari libur yang dimiliki pemudik.

Dari sisi sarana, terhentinya kegiatan operasi Maskapai Adam Air, yang dulu maskapai terbesar ketiga, menyebabkan armada pesawat hanya 183 pesawat (2008) dari 211 pesawat (2007). Meski demikian, kapasitas angkut meningkat sebab, dalam setahun terakhir, ada beberapa maskapai yang membeli pesawat berkapasitas lebih besar.

Pada April 2008, Lion Air, misalnya, mendatangkan Boeing 737-900ER berkapasitas hingga 215 penumpang. Kapasitas itu lebih banyak dibandingkan B737-300 (110 penumpang) atau B737-400 (136 penumpang).

Selain membeli pesawat berkapasitas angkut lebih besar, sejumlah maskapai menambah frekuensi penerbangan. Garuda Indonesia, misalnya, menambah kapasitas penumpang hingga 44.533 kursi. Sementara Mandala Air menjanjikan 25.000 kursi tambahan per minggu.

Angkutan laut

Pertumbuhan penumpang tertinggi diperkirakan akan terjadi pada musim Lebaran tahun ini, yang pada angkutan laut akan mencapai 10 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajang Apresiasi Industri Kreatif dan Periklanan Bakal Digelar di Jakarta

Ajang Apresiasi Industri Kreatif dan Periklanan Bakal Digelar di Jakarta

Whats New
2 Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BRI Tanpa ke Bank Antiribet

2 Cara Mengatasi Lupa PIN ATM BRI Tanpa ke Bank Antiribet

Spend Smart
BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

BEI Tunjuk Mantan Petinggi OJK Jadi Komisaris Utama

Whats New
Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Masuk Semester II 2024, Upbit Optimis Aset Kripto Tumbuh Positif

Whats New
Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Shopee Bantah Lakukan Monopoli Jasa Kurir di Platformnya

Whats New
4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

Spend Smart
Nilai Rata-rata Transaksi 'Paylater' di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Whats New
Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Whats New
Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Whats New
Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Whats New
KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com