Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syekh Puji Perlu Hati-hati Menjawab Penyidik

Kompas.com - 16/03/2009, 16:14 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com — Pengusaha kerajinan kuningan asal Bedono Ambarawa, Jawa Tengah, Pujiono Cahyo Widianto alias Syekh Puji, perlu berhati-hati dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan penyidik terkait pernikahannya dengan anak di bawah umur, Lutfiana Ulfa.

"Dalam menjawab pertanyaan yang ada pada berita acara, Syekh Puji perlu kehati-hatian," ujar pengacara Syekh Puji, Ramdlon Naning, saat mendampingi yang bersangkutan di Mapolwiltabes Semarang, Senin (16/3).

Sampai siang, Syekh Puji telah menjawab 34 pertanyaan yang berkisar pada prolog, epilog, dan saat perkawinan Syekh Puji dengan Ulfa pada tanggal 8 Agustus 2008.

Menurut Ramdlon, hari ini Syekh Puji telah melakukan kewajibannya sebagai warga negara yang baik, memenuhi panggilan pemeriksaan yang keempat, dua di antaranya tidak bisa datang.

Ramdlon juga membantah pernyataan bahwa Syekh Puji tidak kooperatif saat menjalani pemeriksaan. "Hal tersebut kurang tepat, karena waktu pemeriksaan pada Jumat (6/3) lalu memakan waktu lama sekali, hingga 12 jam," ujar Ramdlon.

Kooperatif apa tidak, lanjut dia, tidak bisa tergantung dari satu pihak, harus dari kedua belah pihak, baik itu penyidik maupun saksi.

Ramdlon meminta, karena ini tindak pidana biasa yang umum terjadi maka tidak perlu pemeriksaan yang berlebihan sampai tengah malam.

"Saya minta pemeriksaan sesuai dengan jam kerja," katanya. Syekh Puji terlihat santai saat istirahat siang di masjid di Mapoltabes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com