JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengaku tak setuju dengan pendapat Menteri Keuangan dan Pejabat Menko Perekonomian Sri Mulyani yang menyatakan, ekonomi neoliberalisme adalah konsep bagus karena memberikan maksimum benefit kepada rakyat. "Enggak. Yang bebas itu yang bahaya. Kompetisi bebas itu bahaya," kata Faisal di Gedung DPD, Jumat (29/5).
Namun, Faisal setuju pada pendapat Sri Mulyani yang menyatakan bahwa tak satu pun negara di belahan bumi ini yang secara ekstrem menerapkan sistem ekonomi neoliberalisme, termasuk Amerika Serikat, pascakrisis.
Menurut Faisal, tidak ada kebebasan ekstrem dalam ekonomi di mana pemerintah tidur. "Harus ada pengaturan pasar," ujar Faisal.
Sebelumnya, Faisal menegaskan persetujuannya bahwa paham ekonomi neoliberalisme tidak boleh dibiarkan tumbuh di Indonesia. Menurut Faisal, paham ekonomi neoliberalisme bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945. Hanya saja, Faisal juga mengiyakan bahwa pasar memiliki peranan penting dalam menghadirkan kesejahteraan rakyat. Namun, sebagai negara yang berorientasi pada ekonomi kerakyatan, pemerintah harus berperan untuk mengendalikan pasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.