Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Kekuatan yang Menyebabkan Horisontalisasi Pemasaran (Bagian 2)

Kompas.com - 03/09/2009, 08:02 WIB

Resesi global kali ini —yang dicap sebagai yang terdashyat sejak Great Depression tahun 1929—membuat kacau perekonomian di sejumlah negara, terutama mereka yan tergabung dalam kelompok G7 (Amerika Serikat, Inggris Raya, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang). Dalam sejarah perekonomian dunia, negara-negara tersebut secara rutin memainkan peran konstruktif sdalam mengkoordinasikan kebijakan global mengenai perekonomian dunia. Artinya selama ini mereka secara vertikal mendikte negara-negara lain, termasuk negara-negara berekembang.

Namun saat ini semuanya telah berubah. Seperti yang ditulis di dalam artikel “Global Governance: Goodbye G7, Hello G20” di majalah Economist, 20 November 2008 lalu, kekuatan kelompok G7 telah secara perlahan memudar. Mereka tidak lagi merepresentasikan wajah perekonomian dunia sebagaimana yang diperlihatkan oleh kelompok G20, yaitu kelompok 20 negara perekonomian besar di dunia yang menghimpun hampir 90 persen GNP dunia, 80 persen total perdagangan dunia dan dua per tiga penduduk dunia.

Maka dari itu, di dalam kondisi perekonomian global seperti sekarang kelompok G7 tampil lebih horisontal, menunjukan sikap kompromi, dan kolaboratif dengan negara-negara berkembang. Semakin kompetitifnya negara-negara berkembang terutama Cina dan India, permasalahan dunia global harus diselesaikan bersama-sama secara horisontal melalui G20.

New Wave Trend #4:
From Belief to Humanity

Di tengah berkembangnya dunia teknologi informasi dan komunikasi, kita semua saling terjaring dalam dunia sosial dan budaya yang baru yang lebih humanis. Contoh di dunia maya sangat membuktikan pula bahwa agama yang bersifat vertikal bisa hidup berdampingan dengan aspek kemanusiaan dan sosial-budaya yang bersifat horizontal.

Di era new wave dengan segala teknologi yang kita gunakan, kita dapat menjelajah galaksi dan membuka cakrawala baru di mana tiap-tiap manusia semakin kecil dan tidak berarti. Pertentangan agama dan etnik yang sangat vertikal menjadi tidak ada artinya.


New Wave Trend #5:
From Close to Open Market

Keempat tren di atas membawa angin baru ke market yang berubah dari tertutup ke relatif lebih terbuka. Pasar global telah menjadi datar dan semua marketer memiliki kesempatan yang sama. Dengan adanya teknologi terutama didorong oleh berbagai macam platform yang ada di dunia online dan mobile, penjual dapat menjangkau pembeli tanpa batas. Dan di sisi lain, pembeli mendapatkan keleluasan untuk memilih berbagai penawaran dari manapun untuk mendapatkan value yang terbaik.

Platform yang memfasilitasi transaksi antara penjual dan pembeli yang sifatnya customer-to-customer (C2C) seperti eBay, Alibaba, dan Kaskus di dunia online merupakan contoh konkret bahwa di era New Wave, pasar semakin horisontal.

New Wave Trend #6:
From Competition to Co-opetition

Perkembangan dunia teknologi telah merubah semua yang ada di lingkungan bisnis mulai dari lingkungan makro hingga mikro. Di tengah pasar yang semakin terbuka, pesaingan semakin menyimpan segudang peluang dan juga tantangan tersendiri bagi pemasar.

Di era New Wave ini, persaingan yang sehat terjadi ketika lapangan permainannya sama datar. Di sini, semua pemain berada pada posisi yang sejajar, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kita bisa menang karena kita memang lebih unggul daripada yang lain, bukan karena kita menjelek-jelekan lawan atau bermain kasar.

Kunci untuk meredam munculnya permainan kasar dari lawan pada akhirnya ditentukan oleh siapa yang mau berkolaborasi secara fair dengan kompetitor. Trend yang dinamakan Co-opetition ini menjadi contoh tersendiri di erah New Wave, bagaimana pemasar pun semakin mehorisontalkan diri dengan kompetitornya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com