Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harris, Mengolah Limbah Lewat Batik

Kompas.com - 08/10/2009, 07:47 WIB


Oleh Siwi Nurbiajanti

KOMPAS.com - Keprihatinan terhadap banyaknya sampah yang mengotori lingkungan mendorong Harris Riadi untuk terus berkreasi. Ia mencoba memperpanjang manfaat barang dengan mengolah limbah menjadi karya batik bernilai ekonomis.

Sebelum menjadi pembatik, Harris adalah pelukis. Ia pernah mengenyam pendidikan seni rupa di Sekolah Menengah Seni Rupa Yogyakarta, dan lulus tahun 1979. Ia melanjutkan pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia (yang kemudian melebur menjadi Institut Seni Indonesia), tetapi tak tamat.

Mulai tahun 1982, ia malang melintang menjadi pelukis di Jakarta, Solo, dan Bali selama sekitar 15 tahun. Di tengah kesibukan melukis, ia pernah menjadi desainer batik di salah satu perusahaan batik di Solo. Kegiatan itu dilakoninya selama sekitar enam tahun, mulai tahun 1983. Harris kembali ke kota kelahirannya, Pekalongan, pada 1997. Ia ingin mandiri dan berinovasi.

Dia membuka usaha di rumah orangtuanya di Pekajangan, Kabupaten Pekalongan. Kini, pemilik usaha Bintang Batik ini telah memiliki tempat kerja sendiri di Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kota Pekalongan.

Komitmennya sebagai seniman lukis membuat Harris tak membuka usaha batik yang diproduksi secara massal. Alasannya, batik itu seni lukis, pengerjaannya harus benar-benar lewat pikiran.

Saat berlangsung Piala Dunia 2006, ia memanfaatkan momen itu untuk berkreasi. Harris memproduksi sekitar 100 lembar kain batik bermotif bola dan motif orang menendang bola. Saat itu, pesanan batik motif bola diperoleh dari Bandung, Jakarta, Semarang, bahkan Jerman. Pada hari Valentine tahun 2007, ia juga membuat motif batik kodok sedang bercinta.

Kreasi Harris tak sekadar motif baru. Ia juga membuat batik yang ramah lingkungan dengan menggunakan pewarna alam. Selama ini, bahan pewarna kimia telah mencemari dan membuat keruh air sungai di kotanya.

Maka, dia mewarnai batik kreasinya dengan pewarna alam atau pewarna berbahan hasil alam. Misalnya, kulit bawang merah untuk pewarna merah, bunga sepatu untuk warna violet, kulit biji jelawe untuk warna hitam, kayu mahoni untuk warna coklat, dan daun nangka untuk warna kuning. ”Saya tak ingin menambah beban lingkungan.”

Meski demikian, dalam beberapa karya ia juga menggunakan pewarna bahan kimia. Masih sekitar 40 persen karyanya yang menggunakan pewarna kimia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com