Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Hatta Rajasa Berbicara Ekonomi...

Kompas.com - 22/10/2009, 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah berhasil mengantarkan pasangan SBY-Boediono menuju Istana Presiden dan Istana Wakil Presiden, Hatta Rajasa, yang sempat menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono pada Pemilu Presiden 2009, pun langsung didaulat mengisi pos Menteri Koordinator Perekonomian pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Orang pun mencibir. "Hatta bisa pontang-panting jika dipaksakan belajar ilmu ekonomi, yang memang tidak menjadi spesialisasinya," kata Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk A Tony Prasetiantono.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Ikhsan Modjo melontarkan pendapat senada. Menurutnya, hal ini dapat menimbulkan kerancuan soal kiblat ekonomi Indonesia, apakah di tangan Boediono atau Hatta. Tentang merebaknya kritikan ini, Hatta mengaku tidak mau ambil pusing.

Setelah dipancing wartawan, Rabu (21/10) kemarin, Hatta, yang merupakan lulusan S-1 Teknik Perminyakan ITB, sempat menunjukkan kebolehan dan pengetahuannya di bidang ekonomi. "Lima tahun ini kita akan memastikan sektor riil bergerak. Makro kita sudah cukup baik. Ibarat lahan subur, saya sebagai Menko Perekonomian harus memastikan ada yang berladang di situ," ujar politisi Partai Amanat Nasional ini ketika ditanya rincian tugasnya sebagai Menko Perekonomian.

Mantan Menteri Perhubungan ini berjanji, dirinya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. "Pertumbuhan yang berkualitas adalah pertumbuhan yang growth-nya dapat meningkatkan employment rate dan mengurangi kemiskinan," ujarnya lancar.

Hatta pun tidak terlihat canggung menjelaskan demand and supply di bidang energi. "Dari supply side, ini berkaitan dengan bagaimana kita mendorong agar produksi meningkat. Maka, Pertamina pun harus berkinerja baik. Bukan hanya demi menjaga supply, tapi juga agar kita memiliki daya tahan energi," katanya.

Hatta menambahkan, sisi supply energi pun erat kaitannya dengan investasi. Menurutnya, peran investor nasional sangat diperlukan. Ia pun mengatakan bertekad untuk menjaga iklim investasi sehat, serta memberikan insentif bagi investor nasional. "Sementara itu, dari demand side, masyarakat Indonesia harus menerima pasokan energi yang mencukupi, namun tidak boros. Sistem energi kita harus sustained dan berkeadilan. Namun, elektrifikasi kita baru 60 persen. Mau tidak mau, kita harus melakukan diversifikasi energi," ujarnya panjang lebar.

Selain itu, Hatta juga sempat berbicara panjang mengenai hal-hal yang menyebabkan laju investasi di Indonesia terhambat. Menurutnya, salah satu hal tersebut adalah kondisi infrastruktur yang tidak memadai.

Mendengarkan penjelasan Hatta yang panjang dan lebar tersebut, sebagian wartawan pun manggut-manggut. "Belajarnya cepet, nih," celetuk salah seorang wartawan cetak. Satu wartawan lainnya pun tidak ketinggalan berkomentar. "Udah cocok nih jadi Menko (Perekonomian)." Mendengar celetukan para wartawan, Hatta pun hanya bisa tersenyum.

Hari ini, Hatta resmi menjadi Menko Perekonomian, menggantikan dua orang pendahulunya yang merupakan ekonom senior yang dipandang di dunia internasional, Sri Mulyani Indrawati dan Boediono. Mari kita ikuti sepak terjang Hatta memimpin perekonomian Indonesia. Selamat bertugas, Pak Hatta....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com