JAKARTA, KOMPAS.com - Para menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II akan menghapi banyak tantangan. Bagi tim ekonomi tantangan yang terbesar adalah mencari solusi untuk memecahkan masalah pengangguran yang terus berlangsung dari tahun ke tahun.
"Di sektor ekonomi masalah terberat yang dihadapi adalah pengangguran yang harus dihadapi secara serius," ujar ekonom INDEF Fadhil Hasan, di UIN syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis, (22/10).
Ia menuturkan, tim ekonomi jangan terjebak dengan angka pengangguran yang menurut statistik sebanyak 8,4 persen dari jumlah penduduk yang ada saat ini. "Pengangguran sebenarnya mencapai 45 juta orang. Jumlah tersebut penambahan dari pengangguran paruh waktu dan pengangguran tersembunyi," kata dia.
Untuk mengatasi hal tersebut, Fadhil mengatakan tim ekonomi perlu membentuk program ekonomi yang tepat sasaran yaitu pada sektor-sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. "Kesalahan kabinet sebelumnya, mereka membentuk program yang tidak banyak menyerap tenaga kerja. Itu yang perlu diperbaiki," ucapnya.
Lebih jauh ia mengatakan, tim ekonomi harus tetap bekerja dengan atau tanpa Sri Mulyani dan Mari Elka Pangestu. Selama ini berkembang wacana kedua menteri itulah yang menjadi ujung tombak tim ekonomi pada kabinet sebelumnya. "Konsep yang ada saat ini seakan perekonomian tidak berkembang tanpa mereka berdua," kata dia.
Ia juga berpendapat, Indonesia jangan terlalu bangga telah bergabung dengan G 20. Indonesia masuk ke dalam G 20 bukan karena prestasinya. "China, Brazil dan yang lainnya memang kemajuannya. Kalau Indonesia mewakili negara yang sedang mengalami krisis, selain itu juga karena potensi penduduknya yang sangat besar," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.