Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mekanisme Tarif Perlu Diperbaiki

Kompas.com - 03/12/2009, 06:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mekanisme tarif bea masuk produk perikanan Indonesia ke Uni Eropa perlu dibenahi. Penetapan bea masuk bagi produk tuna asal Indonesia terlalu tinggi, yakni mencapai 24 persen, padahal produsen serupa dari beberapa negara lain dikenakan nol persen.

Saat ini tarif bea masuk bagi produk tuna asal Indonesia, yakni 14,5 persen untuk tuna segar dan 24 persen untuk tuna kaleng. Penetapan bea masuk itu dinilai diskriminatif karena UE menerapkan bea masuk nol persen untuk Sri Lanka dan beberapa negara anggota African, Caribbean, and Pacific Group of States (ACP).

Direktur Pemasaran Luar Negeri Departemen Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung di Jakarta, Rabu (2/12), mengungkapkan, muncul kecenderungan tarif bea masuk komoditas perdagangan di sejumlah negara terus menurun.

Akan tetapi, tarif bea masuk produk perikanan Indonesia ke Eropa cenderung stagnan. ”Tingginya tarif bea masuk produk perikanan menyebabkan tekanan terhadap harga jual produk. Kami telah mengusulkan penurunan tarif bea masuk secara bertahap,” ujar Saut.

Usul penurunan serupa terhadap tarif bea masuk tuna kaleng ke Eropa, ujar Saut, juga telah diajukan oleh Filipina dan Thailand yang merupakan produsen tuna kaleng.

Volume ekspor tuna Indonesia ke UE tahun 2008 adalah 12.879 ton dengan nilai 35,029 juta dollar AS atau 10 persen dari total ekspor tuna nasional.

Ketua Harian Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia Ady Surya mengemukakan, perbaikan mekanisme tarif perlu diperjuangkan mengingat Indonesia selalu memenuhi persyaratan pasar Uni Eropa. Di antaranya, kelayakan mutu produk serta kesiapan melakukan sertifikasi atas produk hasil tangkapan yang diekspor ke Eropa mulai tahun 2010.

”Indonesia perlu memperkuat posisi tawar dalam perdagangan mengingat kita adalah penghasil bahan baku perikanan. Selain itu, kita selama ini konsisten memenuhi persyaratan Uni Eropa,” ujar Ady.

Peningkatan daya saing

Tahun 2015, Departemen Kelautan dan Perikanan menargetkan Indonesia menjadi produsen perikanan terbesar dunia. Peningkatan produksi akan dititikberatkan pada perikanan budidaya dan perikanan tangkap yang terkendali.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Tuna Indonesia Edi Yuwono mengatakan, upaya menjadi produsen perikanan terbesar hanya akan terwujud jika ada keseriusan dalam membenahi sektor perikanan mulai dari hulu hingga ke hilir.

Pembenahan itu, antara lain, meliputi efisiensi produksi, kemudahan sarana dan jalur transportasi, optimalisasi pabrik pengolahan perikanan, serta dukungan permodalan. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com