Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cetak Biru Kawasan Suramadu Belum Terbentuk

Kompas.com - 10/12/2009, 21:20 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com -Enam bulan setelah peresmian Jembatan Suramadu, pengembangan kawasan Surabaya dan Madura belum menunjukkan titik kejelasan. Sampai saat ini, cetak biru pengembangan wilayah Surabaya dan Madura belum tersusun.

"Kami sedang menyusun rencana detail tata ruang pengembangan kaki-kaki Surabaya-Madura (Suramadu). Pengumpulan informasi dan masukan sedang dilakukan sebagai pertimbangan untuk menyusun strategi pengembangan wilayah Suramadu," kata Deputi Pengendalian Badan Pelaksana Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) Agus Wahyudi, Kamis (10/12/2009) di Surabaya.

Menurut Wahyu, penyusunan cetak biru pengembangan wilayah Suramadu diperkirakan baru akan selesai akhir tahun 2010 mendatang. "Dalam proses, rencana detail tata ruang ini harus diketahui seluruh komponen masyarakat agar nanti bisa diaplikasikan," ucapnya.

Dana belum ada

Selain belum memiliki cetak biru pengembangan kawasan Suramadu, BPWS juga belum mendapa tkan kucuran dana dari pemerintah. Masalahnya, sampai saat ini salah satu struktur BPWS, yaitu sekretaris badan pelaksana belum terbentuk. Padahal, sekretaris bertugas mengelola rekening pengucuran dana dari pemerintah pusat.

Organisasi BPWS secara utuh belum terbentuk karena masih dalam proses penilaian dan Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. "Dalam waktu yang sama, Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara juga sedang melakukan reorganisasi di departemen dan badan," kata Agus.

Menurut Agus, pengajuan anggaran BPWS ke DPR baru bisa dilakukan setelah organisasi terbentuk secara utuh. Diperkirakan dengan situasi ini, maka pembangunan infrastruktur di kawasan Suramadu baru akan terlaksana sekitar tahun 2011. Itupun kalau cetak biru bisa diselesaikan tepat pada akhir tahun 2010.

Muncul Investor

Secara terpisah, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan, meski baru setengah tahun diresmikan, saat ini investasi di Madura mulai meningkat. Setidaknya telah muncul investor yang siap menanamkan modalnya di Madura dengan nilai Rp 2 triliun.

Saifullah mengatakan, konsep pengembangan industri di Jatim mengacu pada kluster industri dan sentra industri. Dengan demikian, diharapkan industri menyebar sesuai dengan potensi lokal. Sedangkan untuk meningkatkan pertumbuhan industri, ada empat kunci yang harus dibangun. Yakni, pembangunan infrastruktur, ketersediaan listrik, pembangunan pelabuhan dan penyediaan air bersih.

"Jadi sangat wajar jika setelah Jembatan Suramadu dapat digunakan, maka muncul investor di Madura," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com