Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Carrefour Unjuk Kekuatan?

Kompas.com - 01/06/2010, 08:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Embusan pendingin udara di bawah tenda VIP tak mampu menghalau sengatan panas matahari yang menyiram halaman parkir Carrefour Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Meski demikian, antusiasme pengunjung yang berjubel di dalam tenda tak sedikit pun kendur. Polisi dan sejumlah petugas keamanan juga tampak berlalu lalang mulai dari lampu lalu lintas Lebak Bulus hingga seputar wilayah Carrefour.

Jika melihat jajaran mobil menteri, anggota DPR, dan sejumlah pejabat penting lainnya, orang mungkin menyangka sedang ada rapat koordinasi negara di dalam tenda putih itu. Apalagi jika diintip, jajaran menteri duduk serius di deretan tamu paling depan.

Ada Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri BUMN Mustafa Abubakar, Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Urusan Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan, Wakil Menteri Pertanian Bayu Khrisnamukti, Asisten Gubernur DKI Jakarta Marah Oloan, dan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa. Masih ada lagi beberapa ketua asosiasi, peritel maupun pedagang pasar, anggota DPR dari Komisi VI, dan beberapa pejabat setingkat menteri.

Jangan dulu mengira pertemuan itu semacam rapat koordinasi menteri ataupun rapat dengar pendapat seperti yang biasa digelar DPR. Acara yang digagas oleh Carrefour tersebut adalah peresmian stan Pojok Rakyat dan pembukaan Bazar Rakyat. "Keduanya adalah realisasi program pengembangan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah)," kata Presiden Direktur Carrefour Indonesia Shafie Shamsuddin, Senin (31/5/2010).

Meski terlihat bukan kegiatan besar, Chairul Tanjung, bos Para Group yang kini menguasai 41 persen saham Carrefour Indonesia, rupanya berhasil memboyong belasan pengusaha dan menteri dalam kegiatan perusahaannya yang sesungguhnya tergolong sebagai corporate social responsibility (CSR) tersebut.

Bayangkan saja, untuk sebuah kegiatan yang hanya diikuti 140 peserta bazar dan keterlibatan 27 pemasok, Carrefour Indonesia sukses mendatangkan banyak pejabat dan pengusaha.

Toh, Chairul bersikeras kegiatannya bukan sekadar unjuk kekuatan, tetapi memang merupakan kegiatan yang membawa dampak luas bagi hajat hidup orang banyak. "Ritel, kan, membawa peran kunci dan penting untuk melaksanakan distribusi jaringan kebutuhan hidup," kata Chairul.

Ia juga sesumbar bahwa jumlah pemasok yang dilibatkan dalam Pojok Rakyat yang kini baru 27 akan ditingkatkan menjadi 100 hingga akhir tahun. "Nantinya akan terus bertambah menjadi 200, 300, 400, dan seterusnya," ujar Chairul. "Suatu saat nanti bisa jadi 1.000 pemasok. Tidak ada deadline tertentu. Kami, kan, sedang dan akan terus berusaha," ujarnya.

Wajar kalau langkah Carrefour kali ini tampak seperti unjuk kekuatan. Soalnya, selain berseteru dengan Grup Lippo yang mengusung Hypermart, Carrefour juga kerap diisukan terlalu ekspansif dan mematikan pasar tradisional.

Toh, dalam acara tersebut, Carrefour pun berhasil mendatangkan Ketua Asosiasi Pedagang Pasar, Ngadiran, yang selama ini cukup vokal melawan ekspansi Carrefour. Chairul Tanjung pun tampak santai bercakap-cakap dengan para menteri. Bahkan, saat Menteri Perdagangan membatik di salah satu gerai Pojok Rakyat, Chairul bisa dengan enteng mengomentari. "Wajar kalau jelek. Kalau bagus, enggak jadi menteri," selorohnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com