Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awasi Sendiri Tabung Elpiji 3 Kg

Kompas.com - 02/07/2010, 03:49 WIB

Ledakan gas tabung elpiji 3 kilogram masih terus terjadi. Pemerintah memang bertekad mau menarik selang, regulator, dan katup tabung elpiji 3 kilogram yang tidak berlabel Standar Nasional Indonesia atau SNI. Hanya saja, semua tekad pemerintah ini masih berbentuk wacana, belum bisa segera dieksekusi.

Inti ceritanya, masyarakat pemakai tabung elpiji 3 kilogram dengan semua aksesorinya harus mengawasi sendiri semua benda tadi jika tak ingin menjadi korban berikutnya. Beruntung, apabila semua aksesori tadi sudah berlabel SNI sehingga tipis kekhawatiran terjadi kebocoran gas.

Masyarakat pengguna tabung elpiji 3 kg harus mengawasi sendiri karena sejak program konversi minyak tanah ke gas berlangsung akhir tahun 2007, sudah sekitar jutaan tabung gas 3 kg diedarkan.

Berdasarkan catatan Pusat Studi Kebijakan Publik atau Puskepi, sudah ada 44,4 juta tabung gas ini yang beredar di masyarakat sejak program konversi minyak tanah ke epliji diterapkan akhir tahun 2007. Sofyano Zakaria dari Puskepi mengemukakan, sejauh ini terjadi sekitar 57 kasus kebocoran tabung elpiji hingga Juni 2010. Kasus terbanyak terjadi pada tabung gas ukuran 3 kg, yang mencapai 38 kasus.

Hitungan persentase, memang kasus ledakan gas ini kecil dibandingkan dengan 44,4 juta tabung gas yang ada. Hanya saja, seperti dikemukakan Direktur Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi BPPT Arya Rezavidi, masa teknis tabung elpiji yang sudah dibagikan itu hanya sekitar dua tahun. Berarti, jika dihitung dari tahun 2007, tabung-tabung elpiji 3 kg berikut aksesorinya kini sudah harus diganti.

Selain kondisi masa teknis hanya dua tahun ini, masyarakat perlu mengawasi sendiri tabung elpiji 3 kg ini berkaitan dengan beredarnya tabung berikut aksesorinya yang boleh dikatakan ilegal. Tanpa label SNI. Soalnya, harga tabung elpiji ini relatif mahal, sekitar Rp 150.000 dari agen ke pangkalan. Kalau pangkalan ke konsumen bisa Rp 160.000 sampai Rp 175.000 per tabung.

Karena harga minyak tanah mulai mahal dan juga langka (karena pemerintah bertahap menghentikan distribusinya), tabung elpiji 3 kg ini laris manis. Muncullah tabung elpiji 3 kg tanpa SNI, yang dibuat seadanya. Dijual Rp 100.000 per tabung pun pasti laris manis.

Puluhan juta tabung

Menurut juru bicara Wakil Presiden, yang juga Staf Khusus Bidang Media Massa, Yopie Hidayat, benar sudah sekitar 45 juta tabung elpiji 3 kg yang dibagikan pemerintah ke rumah tangga tidak mampu sejak program konversi minyak tanah ke elpiji dua tahun lalu.

”Tabung, kompor, dan aksesorinya yang dibagikan itu memiliki standar SNI. Namun, di luar tabung, kompor, dan aksesorinya yang dibagikan, beredar pula produk lain. Karena merupakan komoditas yang terbuka sehingga per 31 Mei, terdapat 60-65 juta tabung berikut aksesorinya di masyarakat. Ini yang tidak diketahui standarnya,” jelas Yopie mengutip laporan Menko Kesra Agung Laksono kepada Wapres Boediono.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com