Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Ekonomi Turunkan Konsumsi Energi

Kompas.com - 12/07/2010, 14:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsumsi energi tahun 2009 amat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi global. Hal ini ditandai oleh penurunan permintaan energi dunia pada saat kondisi ekonomi di berbagai negara mengalami kontraksi, dan terjadi peningkatan konsumsi energi ketika ekonomi sedang tumbuh.

Menurut Kepala Ekonom dan Vice President BP Plc, Christof Rühl, dalam acara paparan Analisis Statistik BP mengenai Energi Dunia 2010, Senin (12/7/2010), di Jakarta, pada tahun 2009 kondisi ekonomi global mengalami kontraksi 2 persen, dan konsumsi energi primer pun turun 1,1 persen. "Penurunan konsumsi ini pertama kali terjadi sejak 1982," ujarnya.

Konsumsi energi negara-negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) turun 5 persen, lebih tinggi daripada penurunan produk domestik bruto (PDB). Dibanding 10 tahun lalu, perekonomian OECD tahun lalu mengonsumsi energi lebih sedikit meski meski ekonomi mereka tumbuh 18 persen.

Pada periode sama, pertumbuhan ekonomi negara-negara non OECD tumbuh 75 persen, dan konsumsi energi meningkat 57 persen. Pertumbuhan energi tahun lalu terkonsentrasi di China dan India, di mana konsumsi meningkat 8,7 persen dan 6,6 persen. Tanpa India dan China, permintaan energi non OECD akan merosot, dan permintaan energi global akan turun 4 persen.

Group Chief Executive BP Tony Hayward, dalam sambutan tertulisnya, menyatakan, perkembangan energi tahun lalu didominasi oleh resesi global, dan pada tahun ini kondisi ekonomi mulai pulih. Data yang ada menunjukkan, perubahan pola konsumsi energi secara global itu mengindikasikan perubahan dalam jangka panjang.

Seiring penurunan konsumsi, harga energi merosot pada tahun lalu. Harga minyak mencapai 40 dollar AS per barel, dan kemudian meningkat secara bertahap sepanjang tahun setelah jumlah produksi minyak negara-negara penghasil minyak atau OPEC dipangkas lebih besar daripada penurunan konsumsi.

Sementara itu harga gas alam di pasaran pun turun tajam seiring penurunan konsumsi, dan dipengaruhi pengembangan sumber energi non konvensional di Amerika Serikat dan peningkatan pasokan gas alam cair (LNG). Adapun harga batubara yang se mpat merosot kini mulai membaik di sejumlah kawasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com