Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Lebih Cepat dari Ekspor

Kompas.com - 06/11/2010, 11:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perdagangan internasional Indonesia pada Semester I 2010 dilaporkan masih didominasi oleh arus impor barang, ketimbang ekspornya. Pertumbuhan impor pada semester I 2010 dibanding periode yang sama tahun 2009 mencapai 15,4 persen, sedangkan pertumbuhan ekspornya ada di level 0,5 persen.

Demikian diungkapkan Eddy Haristiani, Corporate PR Manager, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) di Jakarta melalui siaran pers yang diterima Kompas, Sabtu (6/11/2010).

Data PT Pelabuhan Indonesia II menunjukkan untuk perdagangan internasional, arus barang impor meningkat 15,4 persen atau 874.990 ton dibanding periode yang sama tahun 2009. Pada Semester I 2010, arus barang dalam perdagangan internasional mencapai 6.535.094 ton, sedangkan pada Semester I 2009 hanya 5.660.104 ton.

Kenaikan arus barang impor ini sejalan dengan meningkatnya permintaan beberapa terhadap beberapa produk, seperti beras, jagung, gandum, makanan ternak, kimia cair, baja, dan besi tua. Di lain pihak, kapal luar negeri yang mengangkut komoditas impor barang strategis seperti kacang kedelai dan tapioka mengalami penurunan.

Di sisi lain, untuk barang ekspor, terdapat kenaikan sebesar 0,5 persen atau 12.332 ton, yakni dari 2.387.658 ton pada Semester I 2009 menjadi 2.399.990 ton pada Semester I 2010. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya ekspor beberapa komoditas barang strategis seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), semen, klinker, dan beberapa produk kayu.

Domestik menurun

Ditambahkan, data PT. Pelabuhan Indonesia II menunjukkan khusus untuk perdagangan antar pulau di Indonesia, arus barang yang dibongkar menurun sebesar 9,9 persen yaitu 816.651 ton. Pada semester I 2010, arus barang hanya mencapai 7.409.954 ton, sementara pada tahun lalu mencapai 8.226.605 ton.

Penurunan arus barang dibongkar ini sejalan dengan menurunnya permintaan terhadap komoditas CPO, kimia cair, kantung semen dan semen curah, pipa serta alat berat berupa ekskavator.

Sementara itu, arus barang yang diberangkatkan (muat) melalui dermaga konvensional tahun ini mencapai 4.870.193 ton. Hal ini mengalami kenaikan sebesar 37,7 persen atau 1.333.144 ton jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar 3.537.049 ton. Barang dimuat yang dominan terdiri dari atas semen bag, general cargo, klinker serta peti kemas antar pulau.

Arus peti kemas melalui dermaga konvensional Pelabuhan Tanjung Priok pada semester I 2010 ini mencapai 901.042 TEUs (Twenty-feet Equivalent Unit) atau sebesar 756.204 kotak. Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009 sebesar 309.496 Teus atau 5,3 persen untuk TEUs-nya dan 261.376 kotak atau 52,8 persen untuk kotaknya. Pada tahun 2009, arus peti kemas adalah sebesar 591.546 TEUs atau 494.828 kotak.

Total arus kunjungan kapal adalah 8.821 unit atau 50.158.837 GT (Gross Tonase), dengan rincian kapal luar negeri sebanyak 2.348 unit atau 32.120.445 GT, kapal dalam negeri 6.383 unit atau 17.868.209 GT dan kapal negara atau tamu atau lainnya mencapai 90 unit atau 170.124 GT. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009, arus kunjungan kapal mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen atau 697 unitnya dan 10,1 persen atau 6.094.071 GT-nya. Pada semester I tahun 2009, total arus kunjungan kapal hanya sebesar 8.656 unit atau 45.547.416 GT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

72 Calon Masinis Whoosh Dilatih oleh Masinis Kereta Cepat dari China

72 Calon Masinis Whoosh Dilatih oleh Masinis Kereta Cepat dari China

Whats New
Konsisten Terapkan Sistem Manajemen Inovasi, Bank Mandiri Raih ISO 56002 Kitemark

Konsisten Terapkan Sistem Manajemen Inovasi, Bank Mandiri Raih ISO 56002 Kitemark

Whats New
Bank DKI Beri Fasilitas Kredit Kepemilikan Tempat Usaha di Pasar Sukasari Bogor

Bank DKI Beri Fasilitas Kredit Kepemilikan Tempat Usaha di Pasar Sukasari Bogor

Whats New
Menhub Ajak Investor Kembangkan Bandara Komodo

Menhub Ajak Investor Kembangkan Bandara Komodo

Whats New
Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Utang Luar Negeri Indonesia Turun jadi Rp 6.515,31 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Tak Hanya Mineral dan Kendaraan Listrik, Investasi Korea di Indonesia Besar di Sektor Ini

Whats New
Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Marak PHK di Awal 2024, Apindo: Biaya Usaha Naik, Industri Terdesak Lakukan Pengurangan Karyawan

Whats New
Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 15 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Kemenhub Bakal Susun Regulasi Jual Beli Bus dan Umumkan PO Berizin secara Berkala

Whats New
Lowongan Kerja PPM Manajemen untuk Lulusan S1, Cek Syarat dan Posisinya

Lowongan Kerja PPM Manajemen untuk Lulusan S1, Cek Syarat dan Posisinya

Work Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 15 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru pada Rabu 15 Mei 2024

Spend Smart
IHSG dan Rupiah Melaju di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melaju di Awal Sesi

Whats New
Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung

Pemerintah Atur Harga Tebu, Petani Diharapkan Bisa Lebih Untung

Whats New
Harga Bahan Pokok Rabu 15 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Rabu 15 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Pabrik Tutup, 2.650 Pekerja di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir

Pabrik Tutup, 2.650 Pekerja di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com