Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PIP Minta Diizinkan Merugi

Kompas.com - 08/11/2010, 16:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pusat Investasi Pemerintah atau PIP minta diizinkan merugi dalam investasi yang dilakukan dalam hitungan hari per hari. Meski demikian, PIP percaya bahwa secara umum, investasi yang dilakukan harus menghasilkan untung dan menambah aliran dana segar ke kas negara.

Kepala PIP Soritaon Siregar mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Sabtu (7/11/2010).

Menurut Soritaon, PIP sebelumnya diamanatkan oleh pemerintah harus mengalokasikan dana pemerintah pada investasi-investasi yang menguntungkan saja dan dilarang menghasilkan investasi yang merugi. Aturan yang mengharuskan PIP senantiasa untung tersebut dinilai berlebihan karena tidak ada satu institusi pun di dunia yang bisa menghasilkan keuntungan terus-menerus dalam investasinya. "Begitu juga perusahaan atau lembaga bisnis, mereka pasti merugi dalam investasi hariannya. Namun, secara keseluruhan, mereka bisa untung," ujarnya.

Atas dasar itu, PIP mengajukan usulan baru yang memungkinkan perubahan amanat investasi tersebut. Usulan baru itu meminta agar pemerintah mengizinkan PIP untuk merugi pada investasi harian, tetapi tetap diwajibkan untuk untung secara akumulasi.

"Secara korporasi PIP tidak boleh rugi, tetapi kalau day to day pasti rugi. Kami sedang mengkaji payung hukumnya agar kami bisa mendapatkan ruang. Sepanjang kerugiannya tidak sengaja, tidak terkontrol, akibat faktor eksternal, maka rugi boleh," ungkap Soritaon.

PIP memiliki status sebagai badan layanan umum yang ada di bawah kendali Kementerian Keuangan. PIP diberi amanat untuk menginvestasikan dana yang diambil langsung dari APBN dan menjadi kepanjangan tangan menteri keuangan dalam tugas-tugas khusus, seperti menyalurkan pinjaman kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp 7,5 triliun. Ini disebut penugasan khusus karena PIP tidak mendapatkan keuntungan dari penyaluran pinjaman ke PLN tersebut.

Sejak didirikan pada tahun 2007, PIP terus menerus mendapatkan suntikan modal baru dari APBN. Pada tahun 2007, PIP dipercaya mengelola modal Rp 2 triliun. Pada tahun 2008 sebesar Rp 2 triliun. Pada 2009 senilai Rp 500 miliar. Pada tahun 2010 sebesar Rp 925 miliar. Adapun pada tahun 2011, mereka rencananya akan diberikan suntikan lagi sebesar Rp 1 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com