Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data BPS untuk Evaluasi Backlog Perumahan

Kompas.com - 24/01/2011, 18:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) siap menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk melakukan evaluasi terhadap kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan di Indonesia.

Kemungkinan data terkait angka backlog perumahan sebanyak 8 juta unit rumah akan berubah mengingat data tersebut berasal dari data Sensus Sosial dan Ekonomi Nasional (Sussenas) tahun 2006 lalu.

“Data backlog sebanyak 8 juta unit rumah saat ini sangat mungkin berubah. Sebab data tersebut diperoleh dari Sussenas tahun 2006,” ujar Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa kepada sejumlah wartawan usai melantik pejabat Eselon III di Kantor Kemenpera, Jakarta, Senin (24/1).

Suharso Monoarfa berharap pada minggu atau pekan ke tiga bulan Februari mendatang Kemenpera bisa mendapatkan data terkait masalah perumahan tersebut. Dengan demikian, Kemenpera ke depan dapat merasionalkan kebijakan mengenai perumahan rakyat dengan dasar data tersebut khususnya mengenai target-target kuantitatif yang ingin dicapai.

Suharso Monoarfa menuturkan, dalam sensus penduduk yang dilakukan BPS beberapa waktu lalu ada satu blok yang dikhususnya untuk mengetahui masalah perumahan seperti apakah di rumah masyarakat tersebut memiliki jamban, rumah sewa atau bukan, berlantai atau tidak, memiliki listrik atau belum bahkan tentang atap rumah yang dimiliki.

“Hasil Sensus ini sangat ada gunanya untuk tentukan backlog baik dari sisi kualitas dan kuantitas perumahan yang ada saat ini,” tandasnya.

Ke depan, kata Suharso Monoarfa, selain menggunakan hasil pendataan dari BPS pihaknya juga berharap nantinya akan diketahui berapa kebutuhan pasti jumlah backlog perumahan per provinsi.

Selain itu juga akan dilakukan sinkronisasi dengan kementerian lain sebab ada perbedaan jumlah angka rumah yang tidak layak huni seperti yang dikatakan oleh Kementerian Sosial dimana 22,5 juta rumah tidak layak huni sehingga ada perbedaan dengan angka backlog 8 juta saat ini.

Disinggung mengenai program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Suharso Monoarfa menyatakan, berdasarkan laporan yang ada baru sekitar 21.000 unit rumah yang menggunakan FLPP hingga akhir Desember lalu. Sedangkan tahun depan pihaknya akan mengalokasikan dana sebesar Rp 6 Triliun untuk FLPP. “Tahun depan saya harapkan target penyediaan rumah sebanyak 200.000 rumah dapat tercapai,” harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com