Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehidupan Modern Ubah Cara Rayakan Imlek

Kompas.com - 02/02/2011, 22:35 WIB

KOMPAS.com - Fase kehidupan modern yang terlalu komersial mengubah cara masyarakat China merayakan kedatangan Tahun Baru. Wartawan Shanghai Daily, Ni Yuanjin dan Bai Xu mengidentifikasi perubahan itu dan menganalisis bagaimana tradisi malam tahun baru semakin lenyap.

Li Qian mereservasi meja di sebuah restoran mewah untuk lima anggota keluarganya untuk merayakan malam tahun baru dengan harga lebih dari 1.500 yuan atau sekitar 228 dollar AS. Ini merupakan tahun ke-10 bagi keluarga Li merayakan peringatan setahun sekali ini di luar rumah.

Namun mantan akuntan yang berusia 61 tahun ini mengaku kehilangan tradisi perayaan tahun baru yang biasa dilakukan pada dekade lalu ketika keluarganya masih sederhana, belum kaya, dan daging hanya bisa dimakan pada kesempatan khusus.

"Memang nyaman dapat menikmati makan malam menjelang tahun baru di luar rumah. Tapi saya selalu ingat masa-masa sulit ketika saya berusia 20-an tahun di mana makanan susah didapat," ungkap Li, yang tinggal di kota pelabuhan Tianjin di China utara.

Li lahir pada tahun 1949, tahun ketika Republik Rakyat China berdiri. Dia menghabiskan 15 tahun (1965-1979) di Jiuquan, Provinsi Gansu. "Saya membutuhkan waktu tiga hari tiga malam untuk sampai di rumah setelah naik kereta dari Jiuquan. Dan saya hanya dapat melakukan reuni dengan keluarga saya pada festival musim semi satu tahun sekali. Setiap malam tahun baru, kami menikmati makan bersama keluarga," kata Li.

Ayah Li meninggal tahun 1965 dan ibunya sendirian menangani ketujuh anaknya, termasuk Li. Seperti diungkapkan Li, daging dijatah, setengah kilogram untuk satu orang per bulan. Sebelum tahun baru tiba, setiap keluarga menyiapkan seekor ayam kecil, ikan, beberapa telur dan beras.

"Kenangan paling berkesan saat malam tahun baru adalah sepanjang malam saya makan snack. Saya tak sabaran menunggu mengenakan pakaian baru dan sepatu baru," ungkap Li. Pada malam tahun baru ini, Li menikmati makan malam di sebuah restoran dengan keluarganya termasuk suami dan anak perempuannya.

Li sudah sepuluh tahun merayakan Imlek dengan cara ini. Pada tahun 1990-an, suaminya mulai mengoperasikan perusahaan. Kini pendapatan keluarganya dalam sebulan lebih dari 30.000 yuan.

Di Beijing, banyak keluarga China mengalami seperti yang dialami Li: menikmati makan malam pada malam tahun baru di luar rumah. Menurut Komisi Perdagangan Pemerintah Kota Beijing, lebih dari 10.000 acara makan malam sudah dipesan jauh hari untuk malam tahun baru. Jumlah pengunjung diprediksi lebih dari 130.000.

"Koki restoran memang luar biasa, lebih pintar dari saya," kata Li. "Tapi saya harus membuat reservasi lebih dari tiga bulan lebih awal sebelum tahun baru," katanya. (Shanghai Daily/KSP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

    Kemendag Sebut 2 Sisi Industri Tembakau, Berpeluang Hasilkan Cuan tapi Rugikan Kesehatan

    Whats New
    Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

    Shopee Raih Penghargaan Mitra Swasta Terbaik dari Pos Indonesia

    Whats New
    Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

    Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur

    Whats New
    Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

    Soal Aturan Iuran Tapera, Anggota DPR: Pekerja Tidak Otomatis dapat Manfaat

    Whats New
    OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

    OJK Sebut Perbankan Optimistis Kinerja Meningkat di Tengah Ketidakpastian Global

    Whats New
    BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

    BRI Buka Lowongan Kerja hingga 15 Juni 2024, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

    Ekonom: Manfaat Tapera Minim, Aturan Tidak Dirancang dengan Baik

    Whats New
    Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

    Mendag Zulhas Pastikan Tak Akan Revisi Lagi Permendag 8/2024 tentang Relaksasi Impor

    Whats New
    Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

    Soal Tapera, Serikat Buruh: Jangan Dijalankan Sekarang

    Whats New
    BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

    BKI dan PT PAL Buka Potensi Genjot Kerja Sama di Sektor Maritim

    Whats New
    Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

    Lowongan Kerja 7 Perusahaan di AS, Bisa Kerja Remote hingga Biayai Liburan, Minat?

    Work Smart
    Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Whats New
    3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

    3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju

    Whats New
    Pertamina: Masih Ada Orang Kaya yang Pakai Elpiji 3 Kg

    Pertamina: Masih Ada Orang Kaya yang Pakai Elpiji 3 Kg

    Whats New
    Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Tinggal Menunggu BPDPKS

    Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Tinggal Menunggu BPDPKS

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com