Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/02/2011, 07:58 WIB

KOMPAS.com — Saat suku bunga acuan atau BI Rate naik, seorang teman panik. Ia berdebar-debar apakah cicilan kredit pemilikan rumah yang masih harus dibayar 10 tahun lagi itu juga segera naik.

”Deg-degan. Saat BI Rate naik sekitar tahun 2008, cicilan langsung ikut naik. BI Rate turun, eh, cicilan turunnya lama banget,” kata teman saya itu.

Masyarakat sebenarnya tidak terlalu pusing memahami keputusan Dewan Gubernur BI menaikkan BI Rate. Masyarakat lebih peduli dengan tingkat suku bunga yang harus ditanggung dalam cicilan per bulannya.

Selama ini masyarakat—sebagai nasabah kredit perbankan—memiliki posisi tawar rendah. Saat suku bunga kredit dinaikkan, nasabah hanya bisa menghitung ulang neraca keuangan rumah tangga, lalu tetap membayar cicilan.

Nasabah kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) setali tiga uang. Mereka masih saja sulit mengakses kredit perbankan yang mengenakan bunga tinggi.

Sebaliknya, bank berebut mengucurkan kredit besar ke perusahaan, bahkan, bila perlu, melakukan perang suku bunga. Suku bunga lebih rendah dibandingkan kredit UMKM.

Seorang bankir mengakui, faktor risiko dan tingkat kepercayaan menjadi pertimbangan penerapan bunga kredit. ”Selain itu, bank memperoleh keuntungan tambahan dari kredit korporasi, yaitu transaksi keuangan perusahaan itu. Bayangkan saja dana yang dapat diputar bank,” katanya.

Namun, perbankan berlomba-lomba membidik sektor UMKM sebagai pasar kredit. Dalih mereka, sektor UMKM justru sangat patuh dan jarang macet kreditnya meskipun kondisi ekonomi sedang sulit. Sesuai catatan BI, kredit mikro, kecil, dan menengah yang bermasalah pada 2010 sebesar Rp 24,075 triliun.

Per 31 Maret 2011, BI mewajibkan 44 bank dengan aset Rp 10 triliun atau lebih untuk mengumumkan suku bunga dasar kredit (SBDK) korporasi, ritel, dan konsumer. Dari hitungan itu, BI akan membandingkan satu bank dengan bank lain. Jika ada yang mengambil langkah berbeda dan bunganya menjadi tinggi, BI berjanji akan memanggil bank tersebut.

Dari pengumuman itu, nasabah diharapkan dapat mengetahui beban apa saja yang ada di dalam suku bunga kredit. Nasabah dapat memilih bank yang kira-kira memberikan nilai bunga terbaik. Jika aturan BI diterapkan, ujung-ujungnya demi kebaikan nasabah agar tidak lagi deg-degan oleh suku bunga kredit. (DEWI INDRIASTUTI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com