Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

Kaji Kepemilikan Asing di Bank

Kompas.com - 10/05/2011, 09:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini, kondisi bank-bank nasional di Indonesia sudah bagus, baik dari sisi kemampuan manajerial maupun permodalan. Oleh karena itu, aturan kepemilikan asing yang dapat mencapai 99 persen sebaiknya dikaji lagi relevansinya, sesuai perkembangan terkini.

A Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menyampaikan hal itu saat menjawab pertanyaan mengenai kepemilikan asing pada bank di Indonesia. "Saat itu kita buka kepemilikan asing sampai 99 persen karena ekonomi sedang krisis sehingga butuh stimulus dan benchmark (patokan) bank asing yang pengalamannya lebih baik," kata Tony Prasetiantono, Senin (9/5/2011).

Data Bank Indonesia, per Februari 2011 terdapat empat bank persero, 36 bank umum swasta nasional (BUSN) devisa, 31 BUSN nondevisa, 26 bank pembangunan daerah, 14 bank campuran, dan 10 bank asing.

Kredit yang dikucurkan bank asing mencapai Rp 117,057 triliun per Februari 2011. Dana pihak ketiga yang dihimpun sebesar Rp 127,249 triliun. Total aset 10 bank asing sebesar Rp 228,171 triliun.

Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono dalam kesempatan terpisah menyatakan, Indonesia paling terbuka dalam kepemilikan asing di dunia perbankan. Namun, keterbukaan itu tak dialami bank dari Indonesia saat akan masuk ke negara lain. Beberapa anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) hanya mematok kepemilikan asing 30-40 persen saham.

Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015, Sigit mengingatkan, bukan hanya bank asing yang masuk ke Indonesia melalui cabang atau anak perusahaan. Namun, bank asing semu juga harus diwaspadai. "Saya katakan semu karena mereka ini bank di Indonesia, tetapi sahamnya dibeli 99 persen oleh asing," ujar Sigit.

Sejauh ini, bank-bank nasional Indonesia sibuk menahan derasnya arus asing yang masuk ke Indonesia. Belum banyak yang tertarik masuk ke pasar negara lain. Alasannya, sekitar 60 juta warga Indonesia belum tersentuh bank. (IDR)

Lebih Lengkap Baca di KOMPAS

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com