Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Jangan Sampai Ekonomi Terganggu

Kompas.com - 07/06/2011, 19:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, pihaknya hingga kini masih mengevaluasi mengenai kebijakan larangan truk masuk ke jalan tol dalam kota. Hasil evaluasi akan dibawa dalam rapat di kantornya pada Jumat (10/6/2011) sesuai dengan batas waktu penerapan kebijakan Pemprov DKI Jakarta bersama Kepolisian Daerah Metro Jaya.

"Dari rapat itu barulah kita dapat menetapkan dilanjutkan atau tidak kebijakan itu," katanya saat ditanya seusai mengikuti diskusi "Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)" di kantor redaksi Kompas, Jakarta, Selasa (7/6/2011).

Saat ditanya bagaimana prediksinya atas hasil evaluasi penerapan kebijakan tersebut, Hatta menjawab, "Prinsipnya jangan sampai kebijakan itu mengganggu ekonomi kita. Sebab, angkutan transportasi itu penting dan menjadi bagian dari sistem logistik nasional."

Menurut Hatta, jalan tol Cawang-Pluit sekarang ini sudah lancar kembali. "Jadi, harusnya bersifat situasional saja. Artinya, kalau jalan tolnya macet, ya ditutup saja sementara," lanjut Hatta.

Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI dan Polda Metro Jaya saat KTT ASEAN berlangsung memberlakukan larangan kendaraan berat seperti truk masuk jalan tol dalam kota. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan selama KTT.

Namun, kebijakan itu menimbulkan kontroversi yang mendapat protes dari para sopir truk dan sejumlah pengusaha karena dinilai menghambat ekonomi. Kebijakan itu juga akhirnya ditiru oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan dengan melarang truk masuk ke dalam wilayahnya. Menko Perekonomian akhirnya mengambil inisiatif untuk membahas dan mengoordinasikan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat dari kebijakan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi ORI atau SBR? Ini Perbedaannya

Investasi ORI atau SBR? Ini Perbedaannya

Work Smart
Rincian Harga Emas Antam Senin 27 Mei 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Rincian Harga Emas Antam Senin 27 Mei 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
IHSG Menghijau, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.026

IHSG Menghijau, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.026

Whats New
Produsen Elektronik Sebut Aturan Permendag 8/2024 Bisa Bikin RI Kebanjiran Produk Impor

Produsen Elektronik Sebut Aturan Permendag 8/2024 Bisa Bikin RI Kebanjiran Produk Impor

Whats New
Ajinomoto Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Ajinomoto Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Harga Bahan Pokok Senin 27 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Senin 27 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol dan Ikan Kembung Naik

Whats New
Transisi Jadi BUS, BTN Syariah Perkuat Fondasi Bisnis

Transisi Jadi BUS, BTN Syariah Perkuat Fondasi Bisnis

Whats New
Tak Cukup dengan Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Tak Cukup dengan Penurunan Kemiskinan Ekstrem

Whats New
IHSG Diperkirakan Sentuh 'All Time High' Hari Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Sentuh "All Time High" Hari Ini, Berikut Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kemenhub Bahas Tarif LRT Jabodebek Pekan Ini, Promo Bakal Berlanjut?

Kemenhub Bahas Tarif LRT Jabodebek Pekan Ini, Promo Bakal Berlanjut?

Whats New
Blibli Hadirkan Promo Kosmetik dan 'Skincare', Ada 'Cashback' 100 Persen

Blibli Hadirkan Promo Kosmetik dan "Skincare", Ada "Cashback" 100 Persen

Spend Smart
[POPULER MONEY] Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online | Penjelasan Super Air Jet soal Pesawat Keluar Landasan

[POPULER MONEY] Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online | Penjelasan Super Air Jet soal Pesawat Keluar Landasan

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024

Suku Bunga Acuan BI Diprediksi Tak Lebih dari 6,25 Persen hingga Akhir 2024

Whats New
Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Pasar Obligasi Melemah pada April 2024, Bagaimana Potensinya ke Depan?

Earn Smart
Penjelasan Lengkap BPJS Kesehatan soal Ikang Fawzi Antre Layanan Berjam-jam

Penjelasan Lengkap BPJS Kesehatan soal Ikang Fawzi Antre Layanan Berjam-jam

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com