Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Lab Kecil Hasilkan Sabun Ramah Lingkungan

Kompas.com - 25/07/2011, 08:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan mengangkat konsep ramah lingkungan, Gerai Green Indonesia memproduksi sejumlah produk rumah tangga yang ramah lingkungan. "Kami masih mikro, cuma berlima. (Bahkan) yang aktif cuma berdua. Produksi di lab (laboratorium) kecil di sebelah rumah," ujar Wawan salah satu staf dari Gerai Green Indonesia kepada Kompas.com, dalam acara Sedap Mighty Culinary, di Senayan, Minggu ( 24/7/2011 ).

Sejauh ini, Gerai Green Indonesia telah mengeluarkan enam produk ramah lingkungan, dengan produk eco soap sebagai produk utama. Kelima produk lainnya yaitu minyak lampu e-fuel, serbuk pengusir semut dan kecoa, mosquito repellent dan massage oil, bio alkohol, dan fantastic plastic. "Tahun ini, kita baru keluarkan smart green cleaner (produk pembersih rumah tangga)," tambahnya.

Sebenarnya, aku dia, produk ini bermula dari penelitian. "(Ini dimulai dari) Ibu Tres-nya (yang merupakan salah satu pengurus Green General dari Gerai Green Indonesia) itu peneliti. Dan, (penelitian) sudah mulai dari 2004 . Cuma baru dipromosikan dari 2009 ," tambah dia.

Selama itu, pemasaran sifatnya lebih forma atau resmi melalui seminar. Dan, jarang ikut pameran. Baru setelah tahun 2009 , Gerai Green Indonesia melakukan promosi melalui media online juga menghadiri sejumlah pameran, ataupun mempunyai gerai di gedung UMKM Smesco, Gatot Subroto.

Apa sebenarnya produk eco soap ini? "Saya pakai (bahan baku) yang lebih sederhana, tidak perlu pakai turunan bahan kimia (seperti halnya produk sabun lainnya)," ujar dia.

Bahan tersebut merupakan minyak kelapa biasa. Dari segi harga, produk yang berbahan baku dari minyak kelapa biasa ini, memang terbilang lebih mahal. "Bahan baku sih gampang, tapi harganya (kelapa biasa) nggak semurah (kelapa) sawit," sebut dia, yang biasa mendapat pasokan minyak kelapa dari daerah pesisir di Jawa Barat dan Tengah.

"Kami bina orang, pesan dari Tasikmalaya, pesisir pantai Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ya, dari daerah Pantai Selatan. Dalam bentuk minyak kelapa," ungkapnya.

Namun, ia dengan tim juga membuat minyak kelapa sendiri. Sehingga perbandingan persentase minyak kelapa yang dipesan dengan yang dibuat sendiri biasanya sekitar 75:25. "Tergantung kondisi pesanan kalau masih bisa nangani (ya buat sendiri)," ujar dia.

Apalagi, lanjut dia, kalau menjelang Lebaran biasanya harga kelapa naik, maka akan dibuat semacam stok minyak kelapa. Pembuatan minyak ini juga tidak terbilang mudah. Ia mengaku pembuatannya dapat memakan waktu dua malam dan harus dilakukan dengan hati-hati, supaya minyak tidak tengik.

Sekarang ini, khususnya sejak tahun 2010 , terutama 2011 , penjualan terus mengalami peningkatan. "Saya banyak sambutan dari luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera," sebutnya.

Untuk daerah turis seperti Bali, ia mengaku tidak banyak pemasaran ke wilayah itu. Ia berasumsi karena Bali sudah banyak produk perawatan sejenis, seperti aneka produk spa.

Apa kelebihannya? "Kalau melihat medium chain-nya (rantai molekul) kelapa lebih pendek dari (kelapa) sawit. Semakin pendek rantai, semakin mudah diurai tanah," ungkap dia.

"Bersih dan kesat. Busanya tidak berlimpah, jadi irit air," ujar dia menyebutkan tanggapan dari konsumen yang memakainya, di mana 90 persen adalah wanita.

Harga eceran sabun tersebut, untuk sabun dengan berat 40-50 gram seharga Rp 5.000. Sementara, sabun dengan berat 100 gram, harganya Rp 8.000. Dari harga jual tersebut, biaya produksinya sekitar 25-30 persen. "Biaya produksi jatuh lebih banyak ke minyak kelapa," tambahnya.

Ia menuturkan, bisa saja harganya ditekan lebih murah. Tapi bahan bakunya harus dicampur, dan ia belum mau melakukan hal itu. Karena memang mau menonjolkan bahan baku yang murni. Ke depannya, ia yang berlatarbelakang sarjana kimia ini, mengaku belum mau masuk dalam penjualan mainstream. Ini karena produksinya yang masih kecil dan belum konsisten. "Masuk pasar, otomatis (produksi) konsisten, tambah alat, orang, dan sebagainya," sebutnya.

Sejauh ini, dalam sehari, ia mengaku bisa menghasilkan 200 batang sabun. Untuk pengemasan pun, ia dan tim dibantu dengan sejumlah pekerja rumah tangga. Produk ramah lingkungan ini juga sudah mulai dikenalkan di Canada, Amerika Serikat, dan Australia. "Tapi baru pembicaraan saja," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Whats New
Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Whats New
Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Spend Smart
Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Whats New
Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Whats New
Anggaran Negara Catat Defisit Pertama Pada Mei 2024, Sebesar Rp 21,8 Triliun

Anggaran Negara Catat Defisit Pertama Pada Mei 2024, Sebesar Rp 21,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com