Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis AS-Eropa, Kesempatan bagi Asia

Kompas.com - 13/08/2011, 14:42 WIB

Oleh Simon Saragih

Hiruk-pikuk dan kepanikan masih melanda bursa global walau indeks-indeks sudah kembali pulih. Meski demikian, di balik krisis selalu ada potensi atau katakanlah hikmah. Hal ini juga tertuang dalam laporan Bank Pembangunan Asia yang muncul awal pekan ini.

Iwan Azis yang menangani laporan itu menegaskan tanpa ragu, "Pertumbuhan ekonomi Asia tak akan terganggu banyak oleh krisis di Barat."

Tentu ada dampak negatif dari krisis itu bagi para eksportir. Juga akan ada dampak lain berupa pengurangan bantuan bagi individu atau komunitas di Asia yang selama ini mendapatkan donasi berupa hibah dari Barat.

Namun, ada isu soal investasi portofolio yang jumlahnya amat besar dan sebagian sudah mulai menarik dana dari Eropa. Di Amerika Serikat juga sudah ada kegamanangan sejumlah korporasi dengan menarik dana-dana investasi dan menempatkannya sebagai uang tunai di balance sheet atau keuangan perusahaan.

Sama seperti pascakrisis 2008 lalu, di mana aliran modal masuk ke Asia meningkat, potensi serupa pun bisa terulang. Setidaknya ada harapan aliran dana makin keras, yang akan masuk ke Asia.

Ini sebuah kesempatan bagi Asia, lokasi bagi dua pertiga dari total 1,2 miliar penduduk miskin di dunia, berdasarkan data PBB.

Nah, pertanyaannya adalah bagaimana agar Indonesia bisa ketiban uang masuk dalam porsi yang jauh lebih besar.

Bagaimana pula merangsang dana masuk untuk tidak sekadar "digoreng-goreng" di bursa, di pasar valuta asing, tetapi berbentuk investasi asing langsung?

Dengan infrastruktur yang amat lemah dan segala tetek bengek persoalan lain di negara ini, potensi yang besar itu bisa terhambat. Semoga saja para elite sadar akan potensi itu dan bekerja dengan lebih baik demi menumbuhkan ekonomi ke tingkat lebih tinggi.

Jika dilakukan, ini tentu akan turut mengangkat status soal ekonomi puluhan juta atau mungkin ratusan juta warga miskin di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com