Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuan Terus Catatkan Rekor

Kompas.com - 16/08/2011, 16:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Kurs mata uang China yuan menyentuh level tertinggi terhadap dollar AS pada perdagangan valuta asing Selasa (16/8/2011). Wacana soal revaluasi mini terus merebak.  

Sudah lima hari berturut-turut, kurs yuan menguat terhadap dollar AS dan selalu membuat rekor. Masalah nilai tukar yuan dan dollar AS menjadi isu serius di antara kedua negara.

AS menuduh China sengaja menghambat penguatan yuan sehingga barang-barang ekspor China tetap murah, sementara China menyatakan akan melonggarkan rentang kurs yuan secara bertahap untuk mencegah terjadinya guncangan ekonomi maupun sosial di China. Washington  menuduh kurs yuan sebenarnya 30 persen di atas nilai pasar sekarang. 

Beijing sejak tahun lalu mulai melunak dengan membiarkan patokan yuan meningkat sedikit demi sedikit terhadap dollar AS. Namun, upaya tersebut dianggap tidak cukup. Penguatan yuan akan membuat barang-barang China semakin mahal.

China juga terus mempromosikan internasionalisasi yuan agar yuan semakin luas diterima dan menjadi mata uang pilihan dalam bertransaksi. China mengatur ketat pergerakan yuan terhadap dollar AS.

Setiap hari bank sentral China mengeluarkan rentang kurs kedua mata uang itu. Rentang ini membuat pergerakan yuan terhadap dollar AS terkontrol.   China Securities Jornal terbitan hari ini menuliskan pada tajuknya bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk memperbesar rentang kurs yuan. Ini merupakan langkah awal untuk memberikan yuan kurs yang lebih fleksibel lagi.  

Wacana serupa juga muncul dari beberapa harian lain. Journal memperkirakan kurs yuan akan naik semakin cepat di bulan-bulan mendatang sehingga pemerintah harus menggeluarkan kebijakan yang lebih tepat lagi.  

"China resah tentang kurs dollar AS dan asetnya yang berdenominasi dollar AS," ujar seorang pialang pada bank milik pemerintah. "Sebuah consensus yangsedang dibangun adalah China perlu membiarkan yuan terapresiasi, tidak peduli berapa harga yang harus dibayar," ujarlnya lagi.  

Hari ini, kurs yuan di pasar spot mencapat titik tertinggi sepanjang sejarah,6,3854 per dollar AS. Posisi ini lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan hari Minggu, juga melampaui kurs hari Jumat  pada posisi 6,3890 per dollar AS.   Dollar telah naik 6,9 persen sejak perhitungan patokan dihitung ulang pada Juni 2010.

Sepanjang tahun ini, yuan telah naik 3,19 persen. Bank sentral China membuat kejutan pekan lalu dengan membiarkan kurs yuan naik dengan kecepatan tertinggi sejak krisis 2008. Langkah ini menimbulkan spekulasi bank sentral akan memerlebar rentang perdagangan yuan dan menggunakan mata uang sebagai alat untuk melawan inflasi.  

Wapres AS Joe Biden akan menekan China untuk merevaluasi yuan dalam kunjungannya ke China pekan ini. Para pedagangan mata uang mengatakan yuan akan segera naik terhadap beberapa mata uang utama di dunia, tidak hanya terhadap dollar AS saja.

Sehingga, kebijakan pemerintah harus diubah di tengah pelemahan ekonomi global ini. Perubahan itu akan memudahkan China dalam mengontrol dan membuat mata uangnya lebih independen, tidak hanya tergantung pada dollar AS saja. Sudah lebih dari satu tahun China mengganti perhitungan kurs dari pematokan tetap terhadap dollar AS menjadi lebih fleksibel. Kurs yuan sudah naik 7 persen setelah perubahan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AISA Catat Lonjakan Laba Usaha 101,4 Persen pada Kuartal I-2024

AISA Catat Lonjakan Laba Usaha 101,4 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Kolaborasi dengan Shopee Dorong Anteraja Berkembang Pesat

Kolaborasi dengan Shopee Dorong Anteraja Berkembang Pesat

Whats New
Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27, 5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27, 5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Whats New
Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Whats New
Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti 'Fit and Proper Test' di DPR

Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti "Fit and Proper Test" di DPR

Whats New
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Whats New
Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Whats New
26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

Whats New
Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Whats New
Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Whats New
Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Whats New
Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Whats New
Waspada, Modus Penipuan Paylater dan Kartu Kredit Catut Nama BCA

Waspada, Modus Penipuan Paylater dan Kartu Kredit Catut Nama BCA

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Jaga NPL di Level 3 Persen, BRI Jual Agunan Kredit Bermasalah

Jaga NPL di Level 3 Persen, BRI Jual Agunan Kredit Bermasalah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com