Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Sensus Pajak Nasional?

Kompas.com - 19/08/2011, 15:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mulai akhir September nanti, Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan Sensus Pajak Nasional (SPN). Ini dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan penerimaan pajak negara.

"Apa sih sensus pajak? Sensus pajak adalah kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak, artinya ekstensifikasi, dengan mendatangi wajib pajak (WP) di seluruh Indonesia," ungkap Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Fuad Rahmany, di Jakarta, Jumat ( 19/8/2011 ).

Ia mengatakan, hal yang perlu digarisbawahi pada pelaksanaan sensus mendatang adalah petugas pajak akan mendatangi WP. "Kita kali ini pro aktif. Selama ini kita kan pakai iklan, untuk sosialisasi (dan) penyuluhan," tambah dia.

Nah, sekarang, lanjut dia, petugas pajak akan melakukan kunjungan, di mana tidak hanya pengumpulan data saja yang dilakukan tetapi juga melakukan sosialisasi pelayanan pajak, seperti bagaimana mengisi SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) hingga cara pembayaran pajak."Kita nanti ada petugas sensusnya," tambahnya.

Apa manfaat dari SPN? "(Manfaat yang ke) satu, dengan ada sensus orang diingatkan untuk bayar pajak. Bayar pajak sekarang pendekatannya SPT bukan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) lag," sebutnya.

Karena, persoalannya, ada masyarakat yang mempunyai NPWP tetapi tidak bayar pajak. "Intinya serahkan SPT," ujar dia.

Manfaat kedua dari pelaksanan SPN ini, Ditjen Pajak dapat melakukan pembaharuan dan memperlengkapi data. "(Karena) kalau sudah bagus database-nya, kita dapat melakukan enforcement (atau) penegakan supaya lebih kuat," ungkap dia.

Selain mendapatkan manfaat itu, ia melihat pelaksanaan SPN ini sebenarnya sebagai upaya menegakkan keadilan. "Karena faktanya di Indonesia sekarang yang belum bayar pajak masih banyak. Ini tidak adil. Masyarakat yang berpendapatan rendah banyak yang sudah banyak membayar pajak, yaitu melalui PPh (Pajak Penghasilan) 21," lanjutnya.

Sejauh ini, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ia menyebutkan, WP orang pribadi yang melaporkan SPT baru 8,5 juta WP. Padahal jumlah orang yang bekerja secara aktif ada 110 juta orang. Artinya, rasio SPT terhadap kelompok pekerja aktif hanya 7,73 persen.

Sementara, untuk WP badan usaha, pembayaran pajak yang dilaporkan melalui SPT hanya 466 ribu. Padahal jumlah badan usaha aktif, tanpa usaha mikro, sekitar 12,9 juta WP.

Bagaiman persiapannya saat ini? Ia menyebutkan, saat ini sedang berlangsung pelatihan kepada trainers. Nanti, trainers tersebut akan dikirim ke daerah-daerah. "Ada 299 KPP (Kantor Pelayanan Pajak) yang harus diorganisir, (kalau) didatangin ke Jakarta (kan) mahal. Jadi tim kita yang datangkan ke daerah," jelas dia.

Namun demikian, ia belum bisa menyebutkan target yang akan dicapai melalui SPN. "Tapi kita punya target berapa orang yang kita datangi. Mungkin 1,5 juta WP, baik badan dan orang pribadi, yang akan kita datangi. Ya di bawah 2 juta WP-lah," tambahnya lagi.

Ia pun mengatakan, kesuksesan pelaksanaan SPN yang akan berlangsung hingga akhir tahun 2012 ini, akan tergantung bagaimana Ditjen Pajak mengorganisirnya, dukungan masyarakat hingga sosialisasi melalui media.

Ia juga mengingatkan, agar masyarakat berhati-hati dalam menerima petugas pajak. "Bayar pajak tidak lewat orang. Kalau ada orang (masyarakat) yang bayar pajak menitip lewat orang (pegawai), itu tidak benar. Bayar pajak lewat bank," tegas dia.

Perlu diketahui realisasi penerimaan pajak per 5 Agustus tahun 2011 sebesar Rp 466 triliun. Sedangkan target penerimaan pajak pada APBN-Perubahan 2011 sebesar Rp 878 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com