Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mekanisme Pelaporan Hama Penyakit Tidak Jalan

Kompas.com - 10/09/2011, 11:33 WIB

CIREBON, KOMPAS.com - Mekanisme pelaporan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) hama penyakit, seperti tikus yang menyerang hamparan tanaman padi, belum sepenuhnya berjalan.

Sekalipun petani melalui penyuluh pertanian sudah lapor soal serangan hama penyakit, laporan tidak sampai ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.

Hal itu terungkap dalam kunjungan kerja Menteri Pertanian Suswono, Sabtu (10/9/2011) di Desa Gegesik, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dalam panen padi di lahan demonstrasi proyek dalam program Peningkatan Produksi Beras Dua Juta Ton.

Dalan perjalanan menuju lokasi, Menteri Pertanian melihat hamparan padi yang sebagian terserang tikus. Ketika dia tanya ke petani dan penyuluh, mereka menyatakan sudah melaporkan itu ke Dinas Pertanian Cirebon.

Namun saat Mentan menanyakan itu ke Dirjen Tanaman Pangan Udhoro Kasih Anggoro, dia menyatakan tidak ada laporan sama sekali.

Suswono menyayangkan buruknya mekanisme pelaporan, karena pihaknya sudah mengalokasikan anggaran khusus untuk pemberantasan OPT.

Anggaran khusus itu menurut Udhoro masih banyak yang tidak terpakai.

Suswonon meminta kepada pemerintah daerah untuk segera melaporkan ke Kementerian Pertanian, bila ada serangan agar panen padi bisa diselamatkan.

Suswono juga meminta para penyuluh untuk lapor melalui SMS center di Kementerian Pertanian dengan nomor 0813 83034444.

Ia menambahkan, kalau dilakukan pengawalan dengan baik produktivitas padi bisa ditingkatkan.

Ia juga minta kepada pemda agar melindungi sawah dari konversi lahan. Kalaupun butuh lahan untuk kegiatan lain, diupayakan yang tidak produktif. Fenomena yang terjadi sekarang sawah dikepung oleh bangunan, bukan sebaliknya bangunan berada di tengah sawah.

Pemerintah menargetkan surplus beras 10 juta ton tahun 2014. Target ini bisa dicapai kalau ada tekad bersama. Karena itu, pemda harus tanggap dengan persoalan di lapangan.

Tahun 2011, produksi padi ditargetkan 70,6 juta ton gabah kering giling dan baru terealisasi 68,06 juta ton.

Menteri Pertanian juga minta kepada produsen benih dan penyalur benih agar menyalurkan benih ke petani tepat waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com