Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguji Nyali dengan Kecanggihan Teknologi

Kompas.com - 04/10/2011, 14:42 WIB

SENTUL, KOMPAS.com — Mercedes-Benz Indonesia (MBI) untuk kelima kalinya kembali menggelar perhelatan tahunan bertajuk "Mercedes-Benz Driving Experience" di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat. Perhelatan tahun ini berlangsung pada 1–11 Oktober 2011 dan akan diikuti 500 peserta dari berbagai kalangan.

Semua model
"Program ini diutamakan bagi pelanggan atau pemilik Mercedes-Benz di Indonesia. Dengan ini, mereka juga bisa merasakan dan mengetahui kelebihan model-model Mercedes-Benz lain yang dipasarkan di Indonesia," ungkap Yuniadi H Hartono, Deputy Director Corporate Communication MBI.

"Ada juga kalangan terbatas, yaitu wartawan, seperti Anda dan rekan-rekan," lanjut Yuniadi. Khusus wartawan, perhelatan dilaksanakan pada kemarin sore.

Tujuan Mercedes-Benz Driving Experience (MBDE) sesungguhnya adalah memperkenalkan fitur baru pada mobil penumpang yang dipasarkan Mercedes-Benz di Indonesia, khususnya sistem keamanan terbaru. Pihak Mercedes-Benz menyediakan 26 model yang dipasarkan untuk uji coba kemampuan, mulai dari CLS 63 AMG, S, E, dan C-Class sampai SUV seperti G, GL, dan ML-Class.

Dia menjelaskan bahwa MBDE sudah dimulai dari tahun 2007 dan juga dilaksanakan di Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. "Respons peserta sangat positif. Oleh karena itulah, kegiatan ini dijadikan program rutin tahunan. Acara ini sangat efektif dalam memperkenalkan berbagai fitur dan teknologi terbaru Mercedes-Benz," lanjut Yuniadi.

Instruktur Jerman
MBI mendatangkan instruktur profesional langsung dari Jerman. Para instruktur dipimpin oleh Matthias Kleinmichel, dengan anggota Violetta Weykopf, Axel Aldenhoven, dan Seven Schroder.

Peserta diberi pengetahuan teori dan praktik mengemudi yang benar, antara lain posisi duduk yang tepat dan cara memegang setir. Praktik juga mencakup cara mengendalikan mobil yang dilengkapi anti-lock braking system (ABS), brake assist (BA), electronic stability program (ESP), driver assist, dan sebagainya.

"Tujuannya untuk membatu pengemudi mobil melakukan tindakan saat menghadapi situasi kritis. Selain on-road juga ada off-road yang mengundang nyali pengendara umum. Pasalnya, dengan menggunakan SUV Mercedes, pengendara tak perlu panik saat berhenti di tanjakan atau turunan curam. Pengemudi tinggal memainkan pedal gas atau rem," tambahnya.

Axel Aldenhoven, salah satu instruktur yang bertugas memberikan coaching kepada kelompok wartawan yang diikuti Kompas.com, mengatakan bahwa kebanyakan orang menyetel posisi jok yang salah. Sandaran terlalu rebah, sementara bantalan jok ke belakang.

"Nah, kalah begini, tentu saja pengemudi tidak bisa menginjak pedal rem dengan cepat dan kuat ketika menghadapi situasi harus mengerem secara mendadak. Pasalnya, juluran kaki sudah habis. Padahal, bila kita melihat ada pohon di depan, satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah mengerem!" ungkapnya. Peserta diminta melakukan pengereman pada kecepatan tinggi, 100 km/jam, tetap mengendalikan setir, behenti pada jarak sependek mungkin, dan tidak menabrak cone.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com