Jakarta, Kompas
Syarifudin menyebarkan video keberadaan ruang tahanan mewah dan tempat untuk aktivitas seksual dan perjudian. Diperkirakan, fasilitas istimewa itu ada sekitar tahun 2007-2008. Namun, saat ditelusuri Amir dan Denny, fasilitas itu sudah tidak ada. Terpidana anggota DPR, Panda Nababan, terpidana Gubernur Sumatera Utara nonaktif Syamsul Arifin, dan tahanan lain membantah fasilitas itu masih ada.
Bahkan, Syarifudin Pane yang juga datang ke rutan dimaki-maki Panda setelah Amir Syamsudin, Denny Indrayana, dan Sihabuddin, meninggalkan Rutan Salemba. ”Eh kau bilang aku di ruangan bimbingan kerja (bingker). Kenapa kau nggak nanya ngapain aku di situ,” ujar Panda dengan suara keras. ”Saya lihat Anda dan kawan-kawan di ruang bingker,” jawab Syarifudin.
”Iya, kau ada tanya kenapa aku di situ? Itu tempat terbuka. Kau bawa namaku di pers, etikanya tanya dulu. Dengan membawa-bawa namaku kau sebarkan ke seluruh Indonesia bahwa kamarku mewah. Sebenarnya bisa kutuntut kau,” ujar Panda. ”Saya tidak bilang kamar Pak Panda mewah. Yang saya bilang ada kamar mewah di sini,” jawab Syarifudin, yang malah disoraki petugas rutan.
Rutan Salemba berkapasitas maksimal 750 orang. Namun, tahanan dan terpidana yang menghuni hingga 3.025 orang sehingga terasa penuh sesak. Untuk mengatasinya, ujar Amir Syamsuddin, kementerian mempertimbangkan mengirim tahanan dan atau terpidana ke rutan atau lembaga pemasyarakatan (LP) lain terdekat yang masih bisa menampung. Panda Nababan mengatakan, 300 orang harus berbagi untuk dua kamar mandi. ”Sudah terlalu sesak,” kata Syamsul Arifin.