Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

KEK Sei Mangkei Butuh 6.500 Tenaga Kerja Per Tahun

Kompas.com - 25/01/2012, 20:42 WIB
Aufrida Wismi Warastri

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke bakal membutuhkan tenaga kerja hingga 84.000 orang pada tahun 2025 atau 6.500 orang per tahun.

Namun, kawasan ekonomi khusus (KEK) pertama di Indonesia itu didesain tidak memberi ruang untuk usaha kecil dan menengah. KEK didesain untuk industri besar dengan teknologi tinggi. Usaha kecil dan menengah akan menjadi pendukung KEK Sei Mangke.

KEK Sei Mangke juga bakal mendapat saingan dari Kawasan Industri Modern yang dibangun Pemerintah Malaysia di Trengganu yang juga berada di pinggir Selat Malaka.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi yang juga menjabat sebagai Koordinator Konektivitas MP3EI selepas memimpin rapat koordinasi pembangunan dan pengembangan KEK Sei Mangkei, Bandara Kualanamu, dan Pelabuhan Kuala Tanjung, di Medan, Rabu (25/1/2012), mengatakan, Indonesia berani bersaing dengan Malaysia di antaranya melalui insentif yang diberikan pemerintah kepada pelaku usaha.

”Kami optimistis kalau kawasan ekonomi khusus sudah jadi akan banyak usaha kecil dan menengah yang terangkat. Banyak usaha kecil dan menengah yang juga bisa melakukan ekspor,” tutur dia.

Bayu mengingatkan berbagai pihak, khususnya warga di Sumut, untuk menyiapkan diri menghadapi perkembangan perekonomian yang bakal terjadi di Sumut yang memang disiapkan menjadi pintu gerbang Indonesia bagian barat.

Hingga tahun 2012, investasi yang  masuk ke Sumut telah mencapai Rp 12,7 triliun guna pembangunan KEK Sei Mangke, Bandara Kuala Namu, dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Hingga 2016 akan menjadi Rp 23,3 triliun dan 2016 menjadi Rp 34,3 triliun.

Sangat rugi kalau investasi besar itu tidak mengurangi kemiskinan, kata dia. Beberapa hal yang menjadi pertanyaannya adalah kesiapan sumber daya manusia, kemudahan pelayanan usaha, pembangunan fisik, dan produk-produk yang bisa diekspor mengingat Bandara Kuala Namu dan Pelabuhan Kuala Tanjung disiapkan menjadi persinggahan  (hub) internasional.

”Jangan sampai orang lain yang menerima manfaat dari pembangunan ini. Cendera mata pun harus disiapkan saat Kuala Namu beroperasi,” kata Bayu.

Direktur Pembangunan dan Pengembangan PTPN III Chairul Muluk mengatakan, pembangunan sudah dilakukan di lokasi seluas 140 hektar dari 2.000 hektar yang disediakan di antaranya jalan, listrik 2x3,5 MW tenaga biomassa, drainase, dan pabrik kelapa sawit berkapasitas 45 ton, water tangker 1.000 liter per detik yang bisa ditingkatkan kapasitasnya dua kali lipat.

Chairul menambahkan, pihaknya masih menunggu perubahan status tanah dari hak guna usaha (HGU) menjadi hak pengelolaan lahan (HPL) yang masih dalam proses dan peraturan presiden tentang kawasan ekonomi khusus yang diharapkan sudah turun pada bulan Maret tahun ini.

Direktur Utama PT Pelindo I Alfred Natsir mengatakan, pihaknya sangat mendukung Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi persinggahan internasional mengingat Belawan sudah tidak bisa lagi dikembangkan.

Pelindo berkomitmen menginvestasikan hingga Rp 2 triliun untuk mengembangkan Kuala Tanjung pada 2012 ini untuk membangun dia ntaranya terminal peti kemas dan terminal curah. Tersedia dermaga alam sepanjang 20 kilometer di Kuala Tanjung yang mampu menampung 25 juta TEU peti kemas per tahun, tutur Alfred.

Terkait Bandara Kuala Namu, saat ini pembangunannya telah selesai 78,8 persen. Bandara diharapkan sudah selesai akhir tahun ini dan bisa beroperasi tahun depan.

Sekretaris Daerah Sumut Nurdin Lubis mengatakan, pihaknya telah membentuk tim kerja MP3EI di Sumut untuk membangun 21 proyek MP3EI di Sumut. Sumut juga mengusulkan dibangunnya pusat perdagangan kawasan regional atau internasional di wilayahnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com