Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri ESDM: Minyak Mentah Indonesia Makin Tipis

Kompas.com - 30/01/2012, 11:15 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, salah satu latar belakang pemerintah mengupayakan diversifikasi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas adalah karena sumber daya minyak mentah Indonesia kian tipis. Kondisi ini berbeda dengan sumber daya gas alam yang justru lebih berlimpah ketimbang minyak.

"Sumber daya minyak makin menipis, dan sumber daya gas masih cukup besar serta mendukung penggunaan energi yang lebih bersih," ujar Jero saat mengemukakan latar belakang pemerintah mengupayakan bahan bakar gas sebagai sumber energi alternatif dari BBM dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Senin (30/1/2012).

Selain karena sumber daya gas yang masih berlimpah, Jero menyebutkan, alasan lain pemerintah untuk diversifikasi ke bahan bakar gas adalah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Hal ini sebelumnya telah dikatakan oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Widjajono Partowidagdo. Ia mengatakan, Indonesia sebenarnya tidak kaya akan sumber daya minyak bumi. Negara ini justru lebih berlimpah gas dan batubara. Dengan begitu, minyak adalah komoditas yang terbilang mahal dibandingkan keduanya.

"Indonesia itu enggak kaya minyak karena cadangannya terbukti di bawah Malaysia. (Cadangan minyak) kita 3,7 miliar barrel, sedangkan Malaysia 4,1 miliar barrel," ujar Widjajono, di Jakarta, Jumat (27/1/2012).

Menurut dia, sumber daya gas alam Indonesia justru lebih besar ketimbang minyak. Cadangan gas nasional ada lima kali dari cadangan minyak. Sementara itu, kata dia, cadangan batubara terbukti malah 15 kali cadangan minyak, di mana batubara dengan teknologi bisa diubah menjadi gas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com