Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Mengaku Rugi Sampai Rp 2 Miliar

Kompas.com - 02/02/2012, 01:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengembang mengaku mengalami kerugian sampai Rp 2 miliar akibat mandeknya pembiayaan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Hal itu mengemuka berdasarkan laporan para pengembang yang tergabung dalam Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi).

"Berdasarkan laporan dari DPD Apersi se-Indonesia, nilai bunga kredit modal kerja maupun kredit konstruksi yang ditanggung pengembang sebesar Rp 1 sampai Rp 2 Miliar setiap provinsi," kata ketua DPP Apersi, Eddy Ganefo, kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (1/2/2012).

Eddy menyebutkan, selain kerugian tersebut, penghentian FLPP juga menyebabkan akad KPR untuk unit rumah sejahtera tapak banyak tertunda. Rangkuman data Apersi menyebutkan, akad rumah tertunda di Jawa Barat sebanyak 2.124 unit, di Banten 2.726 unit, di Jawa Timur mencapai 3.217 unit, Riau, Lampung, serta Sumatera Selatan rata-rata mencapai 500 unit rumah.

"Ini membuat likuiditas keungan pengembang yang tergolong mikro kecil dan menengah menjadi terganggu. Belum lagi beban bunga yang harus ditanggungnya," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mengatakan, Program FLPP yang dijanjikan Kementrian Perumahan Rakyat akan berjalan kembali pada akhir Februari ini. Hal itu dikemukakan pada rapat dengar pendapat Kemenpera dengan Komisi V DPR RI di Komplek DPR, Selasa (1/2/2012) kemarin. Pada dengar pendapat itu DPR mendesak pemerintah segera menyelesaikan perjanjian kerja sama operasional (PKO) penyaluran kredit rumah subsidi dengan bank-bank penyalur.

"Penundaan ini mengakibatkan banyak kerugian. Tidak saja bagi pengembang, tapi juga konsumen. Kepercayaan publik kepada pengembang dan juga Kemenpera akan merosot bila terus seperti ini," kata anggota Komisi V DPR RI, Hetifah Sjaifudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com