Sedikitnya 30 warga kota Homs tewas akibat gempuran itu. Tank-tank pasukan pemerintah sempat masuk ke pinggiran Distrik Bab Amr, namun belum masuk ke jantung distrik itu. Menurut Abu Jaafar, tank-tank itu juga menggempur Distrik Khalidiyah dan Gura al Syiyah yang bertetangga dengan Bab Amr.
Pejabat urusan publikasi dewan revolusi kota Homs, Ahmed Qasir, mengatakan, pasukan pemerintah menggempur Distrik Gura al Syiyah dengan rudal dan senjata berat. Pesawat tempur juga terbang rendah di atas kota Homs. Ia mengungkapkan, jaringan komunikasi dan pelayanan publik tidak berfungsi lagi di sebagian besar kota Homs, yang terkepung enam hari terakhir.
Qasir menyerukan organisasi internasional segera menolong warga Homs dengan menyuplai bahan medis dan merawat korban luka-luka.
Namun, otoritas Suriah membantah keras telah menggempur Homs. Mereka menuduh kelompok teroris bersenjata telah menembaki warga sipil dan menghancurkan instalasi umum, termasuk kilang minyak di Homs.
Sejumlah perwira pasukan Suriah bebas, pasukan antipemerintah, dalam kontak melalui internet dengan media di Washington DC, meminta Amerika Serikat menyuplai senjata. Menurut mereka, AS harus membuka jalan kepada pasukan Suriah bebas untuk mendapatkan senjata, khususnya jenis rudal.
Para perwira itu menegaskan, pasukan Suriah bebas mampu menghadapi pasukan pemerintah tanpa bantuan dari militer asing. Diperkirakan, jumlah pasukan Suriah bebas mencapai 10.000 hingga 40.000 personel.
Di Zabadani dekat kota Damaskus, juru bicara dewan revolusi lokal Ali Ibrahim mengungkapkan, gempuran atas Distrik Zabadani terhenti pada Kamis pagi. Sebelumnya, Ibrahim mengatakan, 70 tembakan roket menghantam distrik itu. Satuan pasukan Suriah bebas mengklaim berhasil memukul mundur pasukan pemerintah hingga 7 kilometer dari Distrik Zabadani.
Kelompok penganut mazhab Syiah Alawit di Homs mengeluarkan pernyataan yang menuduh rezim Presiden Bashar al Assad melakukan pembantaian di Homs. Para penandatangan pernyataan itu menyerukan rakyat Suriah dengan segala latar belakang etnis, mazhab, dan ideologi bersatu menghadapi fitnah yang akan dilakukan rezim Assad untuk memecah belah Suriah.