Cape Town, Kompas -
”Kami berharap tindak lanjut dari misi dagang ini adalah lima proyek yang konkret,” kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam pertemuan Forum Bisnis Indonesia-Afrika Selatan (Afsel) di Hotel Westin, Cape Town, Afsel, Rabu (11/4).
Wartawan Kompas
Kepada para pengusaha Cape Town, Bayu memaparkan kemajuan ekonomi Indonesia, termasuk pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 6,5 persen dan sudah berstatus layak investasi.
Anggota Parlemen Nasional Afsel, Shaik Shaheed Esau, dalam forum bisnis itu menegaskan, Afsel terbuka bagi investor. Dengan masuk Afsel, terbuka pula pintu ke negara Afrika lainnya. ”Malaysia dengan Petronas sudah masuk, kenapa Indonesia tidak?” kata Esau.
Sejumlah isu yang berkembang dalam dialog adalah soal bagaimana infrastruktur di Indonesia, pariwisata, serta bagaimana Indonesia bersaing dengan barang China yang masuk ke Afsel dengan harga murah.
Soal persaingan dengan China itu, Bayu menjelaskan, semua negara bersaing dengan produk China yang murah. ”Namun, harga bukan satu-satunya. Kualitas dan diferensiasi produk juga penting, misalnya produk makanan Indonesia bersertifikat halal,” kata Bayu.
Tahun 2011, nilai perdagangan Indonesia dan Afsel mencapai 2,1 miliar dollar AS. Nilai itu naik 78,93 persen dibandingkan dengan nilai perdagangan tahun 2010, yakni 1,1 miliar dollar AS.
Ekspor Indonesia ke Afsel tahun 2011 senilai 1,4 miliar dollar AS, sedangkan impor 705,7 juta dollar AS. Dengan demikian, Indonesia mencatat surplus 730,8 juta dollar AS.