Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Dinilai Lebih Berdampak Positif

Kompas.com - 11/05/2012, 03:11 WIB

Balikpapan, Kompas - Pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda dipastikan tetap berjalan sesuai rencana pemerintah. Dari sisi konservasi lahan, keberadaan jalan tol dinilai lebih berdampak positif ketimbang jalan yang ada selama ini, yang berpotensi menimbulkan aktivitas ekonomi.

Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Imam Soedradjat menjelaskan, pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda justru berdampak positif karena jalan tol merupakan jalan tertutup, sehingga tak ada ruang bagi konversi lahan di kanan-kirinya untuk aktivitas ekonomi.

”Seharusnya kita juga melihat prinsip yang berbeda antara jaringan jalan biasa dengan jalan tol. Jalan tol lurus, tidak merusak karena tidak memberi ruang konversi lahan di tepinya, berbeda dengan jalan biasa,” ujarnya di sela-sela Sosialisasi dan Koordi- nasi Pelaksanaan Kegiatan Bidang Penataan Ruang, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (10/5).

Imam memberi contoh Jalan Tol Cikampek-Cipularang. Sebelum jalan tol ini dibangun, di sisi jalan umum penghubung dua daerah tersebut malah dipenuhi aktivitas ekonomi. Imbasnya, konflik soal kepemilikan lahan rentan terjadi. Namun, setelah Jalan Tol Cikampek-Cipularang dibangun, konflik tak terjadi lagi karena pemerintah menempatkan jalan tol itu sebagai jaringan jalan tol nasional.

Dua kawasan konservasi

Proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda yang diperkirakan menelan anggaran Rp 6,2 triliun akan melintasi dua kawasan konservasi, yakni Taman Hutan Rakyat (Tahura) Bukit Soeharto sepanjang 24 kilometer (km) dan Hutan Lindung Sungai Manggar sepanjang 8 km.

Proyek jalan tol yang melintasi dua kawasan konservasi inilah yang diprotes para pemerhati lingkungan, seperti Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kaltim.

Divisi Hukum Jatam Kaltim Merah Johansyah menegaskan, sebenarnya masih ada cara lain ketimbang membangun jalan tol, misalnya melebarkan jalan yang sudah ada (Jalan Soekarno Hatta). Mereka berharap DPR tidak merestui begitu saja semua keinginan proyek-proyek di Kaltim tentang pembangunan fisik yang menyentuh kawasan-kawasan konservasi. ”DPR mesti mengkaji dulu, dan juga mendengarkan aspirasi dari kalangan nonpemerintah daerah,” ujar Merah.

Menurut Tim Terpadu Tata Ruang dan Wilayah Kaltim, area di Tahura dan Hutan Lindung Sungai Manggar, dari pantauan citra satelit dan cek lapangan, tidak sepenuhnya lokasi untuk jalan tol berupa hutan sekunder. Daerah itu masuk hutan sekunder muda mengingat sebagian areal telah terbuka dan dijadikan kebun oleh masyarakat.

Menurut Imam, pembahasan disetujui atau tidaknya proyek jalan tol tersebut, kini berada di tangan DPR. Ia menyebutkan agar sebagian Tahura Bukit Soeharto bisa diperuntukkan bagi jalan tol, statusnya mesti diturunkan jadi areal penggunaan lain (APL). Adapun area Hutan Lindung Manggar, statusnya harus berupa izin pinjam pakai kawasan. Hal itu sudah dicantumkan dalam revisi Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kaltim yang diserahkan ke Menteri Kehutanan, November lalu. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com