Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candra Ciputra dan Daya Tarik 15 Pencakar Langit

Kompas.com - 21/05/2012, 09:11 WIB

Oleh Abun Sanda

Candra Ciputra kaget ketika ayahnya, Ciputra, yang juga pengembang senior, menunjuknya sebagai eksekutif dan pemimpin proyek Ciputra World. Terkejut karena proyek di jantung Kota Jakarta itu akan menjadi kebanggaan grup. Investasi yang dibutuhkan hampir Rp 20 triliun. ”Engkau bisa, jangan ragu,” ujar Ciputra seraya menepuk pundak Candra. Dia paham, tidak mudah bagi Candra menerima tugas ini. 

Candra, dibantu para anggota stafnya, juga masukan dari kakak-kakaknya, berusaha mewujudkan impian ayahnya. Memang tidak mudah, tetapi ia mampu melewati masa-masa persiapan yang sulit. Candra ingin secermat mungkin. Proyek prestisius itu menurut rencana akan selesai tahun 2016 atau 2017.

Duduknya Candra sebagai pemimpin proyek itu, juga posisinya sebagai Chief Executive Officer Ciputra Development, mencerminkan niat Ciputra agar alih generasi di grupnya berjalan mulus tampaknya terpenuhi. Semua anak dan menantunya dipercayakan Ciputra memegang perusahaan-perusahaan raksasa di dalam dan di luar negeri.

Lelaki yang dikenal pendiam ini membagi waktunya dengan berolahraga, membaca, bekerja, dan bercengkerama dengan istrinya, Sandra, dan dua anaknya. Berikut petikan wawancara dengan Candra Ciputra di Jakarta, pekan lalu:

Apa kabar proyek Ciputra World?
So far
sesuai jadwal dan semua pekerjaan berlari dalam ritme tinggi. Secara keseluruhan, Ciputra World yang berdiri di atas areal 13 hektar akan diisi 15 gedung pencakar langit, di antaranya Hotel Raffles and Condo. Ini akan menjadi hotel bintang enam milik Grup Ciputra dan salah satu gedung tertinggi di Jakarta. Gedung dengan tinggi 61 lantai ini menurut rencana selesai akhir tahun 2013. Megaproyek ini dikemas dengan selera arsitektur tinggi dan menekankan ramah lingkungan.

Semua gedung pencakar langit tersebut, berikut semua infrastruktur pendukungnya, direncanakan selesai tahun 2016-2017. Ketika selesai, Jakarta akan bertambah satu kompleks sangat terpadu yang nyaman. Segalanya ada di sini, perkantoran, bisnis, sentra belanja, pusat hunian, pendidikan, kesehatan, jasa, hiburan, dan sebagainya.

Intinya, ini menjadi kompleks terpadu, ada juga yang menyebutnya superblok. Proyek ini akan memberi warna dominan pada Jakarta. Penggagas proyek ini, Pak Ciputra, ingin Jakarta memiliki kompleks terpadu yang membanggakan, sebagaimana tampak di Orchard Road, Singapura, atau di sejumlah kota dunia lainnya. DKI Jakarta, kota dengan penduduk lebih dari 10 juta jiwa, layak memiliki sarana terpadu yang sedap dipandang dan bersahabat. Dalam pandangan Pak Ciputra, gagasan itu bisa diwujudkan di beberapa lokasi sangat strategis, satu di antaranya adalah di Jalan Dr Satrio. Kawasan ini akan menjadi daya tarik luar biasa bagi warga dunia dan domestik.

Agar daya tarik kawasan ini terjaga, mobil-mobil yang hendak menuju Ciputra World tidak dibolehkan turun di tepi jalan. Semua harus masuk ke dalam kawasan gedung atau superblok itu. Ini sama dengan aturan yang berlaku di kawasan Orchard Road. Mana ada mobil menurunkan atau menaikkan penumpang di tepi jalan menuju (misalnya) Takashimaya, Isetan, Paragon, ION. Semua masuk dalam kompleks gedung, lalu penumpang naik atau turun.

Jalan Dr Satrio pas menjadi semacam Orchard Road Jakarta sebab jalan ini menghubungkan titik-titik sentral Ibu Kota menjadi jalan poros Jakarta. Lebar trotoarnya rata-rata 7 meter. Memang ada beberapa gedung yang kurang pas, tetapi dengan berjalannya waktu, mungkin suatu waktu menjadi baik. Langkah Pemprov DKI yang membangun jalan layang di kawasan tersebut sangat tepat karena membuat arus lalu lintas di sana lebih lancar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

Bakal Jalankan Program Penjaminan Polis, LPS: Tugas Berat

Whats New
Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Menperin Sebut Dumping Jadi Salah Satu Penyebab PHK di Industri Tekstil

Whats New
Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com