Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal FDR, Basarnas dan Menhub Berbeda Sikap

Kompas.com - 23/05/2012, 17:38 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Search and Rescue (SAR) berhasil mendapatkan salah satu komponen kotak hitam atau blackbox yakni Cockpit Voice Recorder (CVR) dari pesawat Sukhoi Superjet 100 yang menabrak lereng Gunung Salak, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Namun, salah satu komponen kotak hitam yaitu Flight Data Recorder (FDR) hingga kini belum ditemukan.

FDR menjadi komponen penting dalam mencari penyebab kecelakaan karena mencatat ketinggian, cuaca, kecepatan, dan data-data penerbangan lainnya. Sementara, CVR hanya mencatat percakapan di ruang kokpit, percakapan antara pilot dengan pengatur lalu lintas (air traffic control/ATC), dan suara-suara di dalam kokpit.

Namun, kendati menjadi elemen penting penyidikan kecelakaan, pihak Badan SAR Nasional memutuskan menghentikan operasi pencarian FDR. "Penghentian FDR sudah dari Senin karena sudah tidak ada tanda-tanda lagi dan sulitnya medan," ungkap Kepala Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo, Rabu (23/5/2012), di bandara Halim Perdanakusuma.

Alasan lain dihentikannya pencarian FDR adalah karena medan yang berisiko bagi para tim SAR. "Harus dipikirkan juga kalau tim SAR di sana sudah berapa lama. Saat ini, tim semua sudah tidak ada yang di lokasi," kata Daryatmo.

Namun, Daryatmo memastikan jika nantinya ada tanda-tanda keberadaan FDR, maka pihak Basarnas akan kembali melakukan pencarian dan evakuasi. "Kalau ada tanda-tanda misalnya nanti pendaki tidak sengaja menemukan FDR yah kita lanjutkan lagi," tandasnya.

Pernyataan Daryatmo ini bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Perhubungan EE Mangindaan yang mengatakan penyelidikan terhadap penyebab kecelakaan Sukhoi Superjet termasuk proses pencarian FDR. "Amat bagus kalau didukung rekaman-rekaman data awal dan akhir pesawat itu sendiri, termasuk FDR yang sedang dicari," kata Mangindaan.

Menhub mengatakan, indikasi penyebab kecelakaan pesawat buatan Rusia itu belum ada yang bisa diinformasikan. FDR masih akan dicari biarpun Badan SAR Nasional menyatakan, tanda- tanda alat itu terlihat amat tipis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com