Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Makanan Terimbas Kenaikan Harga Gula

Kompas.com - 18/06/2012, 18:56 WIB
Eny Prihtiyani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga gula kristal putih, berdampak pada industri makanan dan minuman skala rumah tangga.

Industri skala besar juga merasakan dampaknya, karena kenaikan tersebut ikut menyeret harga gula rafinasi. Pemerintah diminta turun tangan, agar harga gula tidak terus menanjak naik.

 

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia, Frangky Sibarani, di Jakarta, Senin (18/6/2012), mengatakan, konsumsi industri makanan minuman skala rumah tangga mencapai 300.000 ton per tahun.

Setiap industri kecil biasanya mengonsumsi 5-10 kilogram gula per hari. Mereka mendapatkan pasokan dari gula gilingan pabrik. Begitu harganya melambung, dampaknya langsung terasa karena komponen gula memegang peranan penting, katanya.

Kenaikan itu menurut dia tak hanya berdampak ke industri kecil, industri besar juga merasakan dampaknya.

Harga gula rafinasi, yang dibeli tanpa melalui kontrak ikut terseret naik. Harga gula rafinasi lepas saat ini berkisar Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram, padahal sebelumnya berada di level Rp 8.000 per kilogram.

Untuk pembelian melalui kontrak harganya memang tetap. Namun pasokan gula yang dibeli lewat kontrak biasanya hanya 50 persen. "Sisanya dibeli secara lepas, sehingga dampak kenaikan harga gula sangat terasa," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com