Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Tinggi, Peluang Bagi Petani

Kompas.com - 24/07/2012, 15:36 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga kedelai dalam negeri, diharapkan dapat membawa dampak baik bagi para petani. Sekalipun kenaikan itu malah merugikan produsen tahu tempe dan konsumen.

"Nah sebetulnya, dengan naiknya harga kedelai dalam negeri, sebenarnya ini peluang bagi petani justru petani memang mengharapkan ada kenaikan harga dari kedelai," Kata Menteri Pertanian Suswono saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa ( 24/7/2012 ).

Sependapat dengan Suswono, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, kenaikan ini juga menjadi momentum bagi para petani untuk ikut menanam kedelai.

"Harga kedelai saat ini seharusnya memicu para petani untuk menanam kedelai karena harganya sedang bagus. Apalagi sekarang sedang dalam masa tenggang antara panen yang paling mungkin bisa dimanfaatkan," ujarnya.

Untuk menghasilkan kedelai Rusman mengungkapkan , petani membutuhkan waktu sekitar 2,5 bulan dari mulai masa tanam hingga panen. Ada kemungkinan jika para petani mulai menanam dari sekarang, maka pada dua sampai tidak bulan kedepan harga kedelai masih cukup baik untuk para petani. "Yang jelas para petani jangan sampai kehilangan momentum," ujarnya.

Rusman juga menceritakan, empat tahun lalu ketika harga kedelai melonjak naik, para petani pun mulai beralih untuk menanam kedelai. Namun yang terjadi sekarang, para petani ini lebih memilih untuk menanam jagung daripada kedelai karena persoalan harga jual. "Mungkin saat ini ketika kondisi harga kedelai yang bagus untuk para petani bisa membuat para petani menjadi lebih terdorong untuk menanam kedelai," ujarnya.

Rusman memperkirakan bahwa beberapa waktu kedepan harga kedelai tidak akan terus naik jika belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Ia mengimbau para perajin tempe tahu untuk mencari alternatif sementara agar tetap meraih keuntungan di saat harga bahan baku naik. "Jangan pakai main-main ancam lah," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com