Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melihat ada kesenjangan antara produksi kedelai
Di lapangan, harga kedelai sejak sepuluh tahun terakhir tidak pernah beranjak naik, bahkan melorot dibandingkan komoditas lain. Bambang Supriyono, Bendahara Gabungan Kelompok Tani di Desa Sukorejo, Kecamatan Bangsalsari, Jember, Jawa Timur, mengungkapkan, tahun 1987-1996 harga 1 kilogram kedelai sama dengan 2 kilogram beras. Sekarang menjadi terbalik, 1 kilogram kedelai tidak cukup untuk membeli 1 kilogram beras. Akibatnya, petani menjadi tidak tertarik menanam kedelai karena tidak menguntungkan.
Setiap tahun petani anggota Gabungan Kelompok Tani Suka Damai di Desa Sukorejo menanam kedelai di lahan seluas 664 hektar dengan produksi sekitar 1,7 ton – 2 ton per hektar. Untuk seluruh Kecamatan Bangsalsari, lahan yang ditanami kedelai seluas 4.500 hektar. ”Problemnya karena ketersediaan air untuk irigasi sangat terbatas sehingga pola tanam di Kecamatan Bangsalsari padi-padi-kedelai,” kata Bambang.
Sayangnya, harga kedelai yang diterima petani tidak pernah baik. Pada panen raya harga kedelai Rp 4.900 per kilogram – Rp 5.000 per-kilogram. Akibatnya, petani banyak yang tidak tertarik untuk mengembangkan lahan pertanian kedelai.
Padahal, bercocok tanam kedelai merupakan pekerjaan pertanian paling mudah dibandingkan dengan komoditas lain. Biaya produksi yang harus dikeluarkan tidak sebanyak tanaman padi atau jagung, paling sekitar Rp 2 juta. ”Ini untuk membeli 1 kuintal pupuk NPK, 0,5 kuintal urea, 1 kuintal pupuk SP 36, dan pestisida,” kata Bambang.
Masalah di Banyuwangi, Jawa Timur, lain lagi. Lahan potensial untuk penanaman kedelai seluas 7.000 hektar di Banyuwangi berubah menjadi kebun jeruk. Tidak pastinya harga kedelai menjadi alasan utama petani tak lagi menanam kedelai.
Lahan kedelai yang kini sudah berubah menjadi kebun jeruk banyak didapati di daerah Purwoharjo, Bangorejo, Gambiran, Tegaldlimo, dan Siliragung di daerah Banyuwangi selatan. Kawasan itu sebelumnya adalah lahan subur bagi pertanian kedelai. Dalam 1 hektar lahan, jumlah kedelai yang dipanen bisa mencapai 2 ton, atau melebihi rata-rata tanam di daerah lain yang hanya 1,7 ton - 1,8 ton per hektar.
Supangat (56), petani di Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, misalnya, memilih menyewakan lahannya seluas 1 hektar untuk kebun jeruk dibandingkan dengan menanam kedelai.