Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Dorong UMKM

Kompas.com - 05/09/2012, 04:36 WIB

Vladivostok, Kompas - Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) berlangsung sejak 1989 dan sejauh ini melakukan banyak hal. Sudah waktunya APEC memberikan perhatian terhadap unsur ketahanan ekonomi, terutama terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah.

Indonesia bertekad akan mendorong upaya meningkatkan ketahanan ekonomi terutama pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam pertemuan APEC di Vladivostok, Rusia, tahun 2012 ini. Dan, seruan untuk semakin mendorong UMKM ini akan ditekankan pada pertemuan APEC 2013, saat Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk kedua kalinya setelah pertemuan APEC di Bogor tahun 1994. Pertemuan APEC 2013 direncanakan berlangsung di Bali.

Wartawan Kompas Pieter P Gero dari Vladivostok, Selasa (4/9), melaporkan, masalah peningkatan daya tahan UMKM ini dibahas dalam pertemuan pejabat senior APEC (SOM) dan selanjutnya dalam pertemuan tingkat menteri pada 5-6 September 2013 di Pulau Russkyn, Vladivostok.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan akan mengikuti pertemuan tingkat menteri. Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan ambil bagian dalam pertemuan puncak yang akan dipimpin Presiden Rusia Vladimir Putin selaku tuan rumah.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo, yang mewakili Indonesia dalam SOM pada 2-3 September, menjelaskan, di tengah krisis yang masih berlangsung dan belum akan segera berakhir, APEC perlu memberikan perhatian terhadap unsur ketahanan ekonomi.

”Bagaimana perekonomian bisa bertahan menghadapi krisis sekarang dan selanjutnya bisa memiliki daya tahan menghadapi krisis yang akan datang,” ujar Iman di Vladivostok, Selasa. Sejumlah kalangan menegaskan bahwa krisis ekonomi Eropa sekarang ini akan berlangsung panjang antara 6 tahun sampai 10 tahun sebelum sepenuhnya pulih.

Iman menjelaskan, apabila berbicara soal ketahanan ekonomi, perhatian anggota APEC tidak saja pada menjaga kelancaran arus barang dan jasa serta investasi, tetapi juga menyangkut UMKM. ”UMKM merupakan segmen terbesar dari dunia usaha, termasuk di sana wiraswasta kecil, wiraswasta muda, dan wiraswasta perempuan, agar bisa menarik manfaat yang optimal dari kerja sama APEC ini,” ujar Iman.

UMKM perlu ditingkatkan daya tahannya, Iman mengatakan, karena mereka sebetulnya menjadi pertahanan terakhir dari sebuah perekonomian saat menghadapi krisis. UMKM merupakan segmen usaha yang akan terus menggeliat di level yang bawah. Dengan jumlahnya yang begitu besar, UMKM memiliki daya tahan tersendiri menghadapi krisis.

Daya tahan UMKM menghadapi krisis sudah terbukti. Saat krisis keuangan melanda Amerika Serikat tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif karena pertumbuhan konsumsi dalam negeri dan sektor UMKM terus menggeliat. Kondisi ini cukup membantu upaya menciptakan lapangan kerja dan terutama ikut membantu dalam menekan peningkatan angka penduduk miskin.

Krisis ekonomi saat ini membuat ekspor terpukul. Namun, konsumsi ekonomi dalam negeri tetap tinggi antara lain karena UMKM terus bergerak menjadi motor ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I-2012 di atas 6,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com