Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Makanan Sehat

Kompas.com - 18/09/2012, 07:45 WIB

KOMPAS.com - Beberapa tahun terakhir, belantara bisnis Indonesia penuh dengan aksi ekspansi. Di media televisi, radio, atau cetak, hampir tiap hari ada berita tentang ekspansi usaha pelbagai perusahaan. Ada yang memperbesar kapasitas produksi, meluaskan pabrik, dan membangun proyek serta pabrik baru.

Di antara kegairahan itu, terdapat fenomena yang menarik diamati. Sejumlah perusahaan yang sudah mapan usahanya masuk ke bidang usaha yang baru sama sekali, misalnya Wings Group. Kelompok usaha yang besar di Surabaya ini sebelumnya populer dengan industri sabun dan sejenisnya.

Namun, didorong oleh keinginan lebih maju, grup itu masuk ke industri mi instan. Serbuan grup ini lewat produk Mie Sedap menggetarkan kemapanan Indofood. Kendati Indofood tetap kokoh, pangsa sudah terbagi. Inilah keindahan sebuah mekanisme pasar dan pertarungan obyektif di pasar.

Namun, tidak puas hanya bertarung di makanan instan, kelompok usaha ini merambah ke industri minuman lewat produk kopi. Setiap hari muncul iklan merek kopi masih relatif baru, yang diperankan seorang penyanyi terkenal. Para distributor kopi yang ditemui yakin produk ini akan berkilau dan menggoyahkan pemain lama yang sudah mapan.

Selain Wings, sejumlah perusahaan besar juga masuk ke industri minuman. Garudafood sudah beberapa tahun ini masuk ke industri minuman sehat. Ada pula Kalbe Farma dan Indofood yang ikut merambah gesit ke industri minuman sehat. Dalam skala lebih kecil, amatilah usahawan Johnny Andrean. Tidak mau terpaku hanya pada usaha salon kendati sudah maju, Johnny ikut meramaikan kompetisi bisnis di industri makanan dan minuman.

Agaknya grup-grup usaha tersebut melihat potensi pasar yang amat besar di industri minuman sehat dan minuman kaya kandungan mineral serta oksigen. Masyarakat makin sadar kesehatan, mengonsumsi hal-hal yang berbau sehat dan berenergi. Keinginan itu ditopang naiknya pendapatan semua golongan dan melonjaknya persentase golongan menengah Indonesia.

CEO Grup Enesis Bambang Soendoro menyatakan, pasar minuman sehat makin lama makin keras dan terbuka. Banyak grup usaha, yang sangat kokoh di sektor bisnis lain, masuk ke wilayah ini sehingga kompetisi makin ketat dan terbuka.

”Tidak masalah sebab kompetisi ini sangat positif dan menyenangkan. Ketatnya persaingan membuat semua produsen berlomba untuk melakukan proses produksi yang efisien dan efektif, berlomba meningkatkan mutu, inisiatif, kreativitas, inovasi, dan efisiensi. Yang paling efisien, paling bermutu, dan paling jago menguasai pasar, dialah yang akan memenangi kompetisi. Paham seperti ini ada di benak semua pengusaha,” ujar Bambang Soendoro, di Jakarta, Jumat (14/9/2012).

Grup Enesis adalah kelompok usaha yang memproduksi aneka kebutuhan rumah tangga termasuk minuman ringan dan sehat. Salah satu produk terkemuka Enesis adalah Adem Sari.

Fenomena bisnis di beberapa industri ini menarik. Yang tak kalah menariknya pula, perubahan sikap masyarakat yang notabene meraih pendapatan lebih baik untuk secara konsisten mengonsumsi makanan dan minuman sehat. Siapa yang mampu menghasilkan produk paling bermutu, sehat, paling efisien, dan berpenampilan paling baik akan memenangi pasar.

Ke depan, para pemain di industri baru ini jangan terpaku di pasar domestik. Ayolah bertarung di luar negeri yang jauh lebih keras, jauh lebih ketat, dan penuh improvisasi. (Abun Sanda)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Whats New
OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com