Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Gugat Kebijakan Mineral

Kompas.com - 09/10/2012, 03:14 WIB

Tokyo, Kompas - Persoalan menyangkut undang-undang tentang pertambangan mineral dan batubara termasuk poin yang dibahas dalam dialog Forum Ekonomi Gabungan Indonesia-Jepang Ke-4, di Tokyo, Jepang, Senin (8/10).

”Mereka (Jepang) mengharapkan, yang pertama, agar bea keluar (atas produk mineral dan barubara) tidak diterapkan. Kedua, mengharapkan agar kewajiban untuk divestasi dihilangkan,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Tokyo, sebagaimana dilaporkan wartawan Kompas, Cyprianus Anto Saptowalyono.

Ketiga, pihak Jepang juga mengharapkan ada evaluasi terhadap kewajiban tidak mengekspor bahan mentah.

Hatta menuturkan, pihaknya telah menjelaskan kepada delegasi Jepang alasan Indonesia melakukan kebijakan tersebut, yakni Indonesia juga menginginkan ada nilai tambah.

”Kita sudah lebih dari 50 tahun mengekspor bahan mentah. Tentu kita ingin juga mengambil nilai tambah dari industri yang telah ada, membuka lapangan kerja, dan juga membuka industri,” kata Hatta.

Menurut Hatta, pihak Jepang memahami penjelasan tersebut, tetapi tentu diperlukan dialog-dialog lain. ”Terhadap pungutan ekspor 20 persen, saya jelaskan bahwa itu bukan keinginan kita untuk mencari tambahan pajak,” ujarnya.

Namun kenyataannya, sejak larangan ekspor diberlakukan, terjadi overeksploitasi yang luar biasa. Peningkatan lebih dari 100 persen dan mengakibatkan kerusakan lingkungan.

”Sehingga itu merupakan bagian upaya kita melakukan clean and clear sekaligus menahan agar betul-betul tidak terjadi asal keruk dan asal ekspor dengan harga murah karena ini membahayakan lingkungan kita,” katanya.

Terkait dengan divestasi 51 persen, Hatta menuturkan, pihaknya menjelaskan bahwa hal itu tidak dikenakan di hilirnya. ”51 persen itu hanya di hulu,” tuturnya.

Pihaknya juga menjelaskan, tidak semua pemegang usaha pertambangan itu wajib membangun smelter. Hal yang penting, perusahaan itu bisa memprosesnya di tempat di Indonesia sehingga bisa melakukan kerja sama. Itu berarti ada peluang usaha baru untuk membangun smelter.

Terkait dengan adanya perbedaan persepsi sehubungan dengan aturan di pertambangan tersebut, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Yukio Edano mengatakan, kedua belah pihak sepakat akan terus melakukan dialog di berbagai tingkatan.

Forum Ekonomi Gabungan Indonesia-Jepang yang digelar di Gedung Keidanren, Tokyo, juga melibatkan Menteri Perindustrian Mohammad S Hidayat, Duta Besar Indonesia di Jepang M Lutfi, dan Duta Besar Jepang di Jakarta Yoshinori Katori. Turut hadir pula Ketua Kadin Indonesia untuk Komite Jepang Sony B Harsono dan Ketua Keidanren Hiromasa Yonekura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com