Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Yunani Belum Jelas

Kompas.com - 14/11/2012, 02:38 WIB

BRUSSELS, SELASA - Para kreditor internasional belum juga mengambil keputusan tentang kucuran dana talangan bagi Yunani. Sementara itu, Selasa (13/11), Yunani menerbitkan surat utang baru sebesar 4 miliar euro. Jumat mendatang, Yunani harus membayar obligasi 5 miliar euro.

Meski demikian, para diplomat yakin kesepakatan mengenai kucuran sebesar 31,5 miliar euro akan segera ditetapkan untuk menghindari Athena dari kebangkrutan. Dana segar itu diharapkan dapat menambal keperluan pembayaran obligasi yang jatuh tempo hari Jumat.

Kemarin Yunani melelang 2,7 miliar euro surat utang jangka pendek berjangka satu bulan dengan kupon bunga 3,95 persen. Athena juga melelang surat utang senilai 1,3 miliar euro berjangka waktu tiga bulan dengan kupon bunga 4,24 persen.

Agustus lalu, surat utang jangka pendek juga diterbitkan untuk membayar gaji pegawai negeri dan pensiunan setelah dana talangan dari kreditor belum juga dikucurkan.

Selain soal kucuran dana, kreditor internasional masih memperdebatkan apakah akan memberikan perpanjangan waktu bagi Yunani selama dua tahun untuk menurunkan utangnya.

Para menteri keuangan zona euro yang sedang bertemu di Brussels menyatakan Athena harus mendapat perpanjangan waktu hingga 2022 untuk menurunkan rasio utang terhadap produk domestik bruto menjadi 120 persen. Namun, Dana Moneter Internasional (IMF) berkeras Yunani harus dapat menurunkan utangnya sesuai ketentuan pada tahun 2020.

”Kami masih memiliki perbedaan pendapat. Apa yang terjadi di kemudian hari adalah, apakah negara itu dapat kembali berdiri di atas kakinya sendiri,” ujar Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. Tidak biasanya IMF dan Uni Eropa mengemukakan perbedaan pendapat kepada publik.

Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan, tenggat waktu tahun 2020 bagi Yunani terlalu ambisius.

Jerman

Selain belum jelasnya permasalahan di Yunani, kekhawatiran Jerman akan terjatuh ke dalam resesi semakin besar. Sentimen investor di negara berkekuatan ekonomi terbesar di zona euro itu turun tajam. Data yang dikeluarkan oleh Pusat Riset Ekonomi Eropa (ZEW) menunjukkan kepercayaan investor minus 15,7 poin pada November.

”Para investor berpendapat, semakin lama ada kekhawatiran semakin besar tentang dampak zona euro terhadap perekonomian Jerman melalui perdagangan dan menurunnya kepercayaan. Hal ini tampaknya akan menjadi beban bagi pertumbuhan Jerman dalam enam bulan ke depan,” ujar pimpinan ZEW Wolfgang Franz.

Indikator yang mengukur pandangan pelaku pasar finansial terhadap perekonomian saat ini di Jerman juga turun. Indeks itu terukur sebesar 5,4 poin pada November dibandingkan dengan 10,0 poin pada Oktober lalu. Angka itu merupakan yang terendah sejak Juni 2010.

Jennifer McKeown, ekonom senior pada Capital Economics, menyatakan bahwa indeks tersebut konsisten dengan stagnasi perekonomian Jerman. Dia memperkirakan mesin ekonomi Eropa itu akan terkontraksi. ”Kami memperkirakan perekonomian akan jatuh ke dalam resesi tahun depan karena krisis belum usai dan kepercayaan bisnis terus melemah,” tulisnya dalam sebuah riset. (AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com