Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia Tantangan Marketing Tahun Depan

Kompas.com - 13/12/2012, 11:56 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar marketing Hermawan Kartajaya menjelaskan prospek dan tantangan profesi marketing di 2013. Seperti apa?

"Tantangan profesi marketing di tahun depan adalah marketing yang mampu menggunakan teknologi untuk mengajak konsumennya," kata Hermawan dalam Markplus Conference 2013 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Lantas, jika sudah tahu profesi seorang marketing harus memahami teknologi, marketer harus memberikan sentuhan inovasi dan membumikan teknologi itu untuk bisa menyebarluaskan pemasaran produk dan jasa yang dikelola. "Kalau sudah high tech dan high touch, maka marketer di sini harus memberikan high impact kepada konsumennya," tambahnya.

Hermawan memberikan contoh kasus merek-merek terkemuka yang memberikan gebrakan pemasaran yang lantas bisa dibicarakan oleh banyak orang melalui media sosial.

Salah satunya adalah Hotel Santika. Hotel yang menjadi Kelompok Kompas Gramedia ini memberikan diferensiasi berupa hotel yang bernuansa Indonesia. Nilai otentiknya membuat jaringan hotel Santika tersebar luas di seluruh Indonesia dengan cepat. "Kita kan sudah punya Gatotkaca, mengapa harus mengidolakan Superman. Gatotkaca ini memang asli India tapi sudah dinaturalisasi menjadi tokoh Jawa, ini menjadi nilai otentiknya," kata Hermawan memberikan analogi.

Contoh lainnya adalah media sosial berupa situs blog Kompasiana. Sejak dulu, media cetak Kompas selalu identik dengan kaum dewasa dan orang tua. Harian ini memberikan informasi yang dibilang terlalu berat untuk bisa dibaca oleh semua orang.

Lantas, sesuai dengan perkembangan teknologi, Kompas menyediakan situs blog Kompasiana. Masyarakat umum diajak untuk bisa memberikan informasi. Masyarakat diajak berkolaborasi untuk bisa memberikan sesuatu kepada masyarakat lainnya.

Kemudian ada Bank Negara Indonesia (BNI) yang membuat akun Twitter dan digunakan untuk memberikan informasi sekaligus komunikasi dengan nasabah dan calon nasabahnya. "Orang itu tidak suka dicekoki dengan iklan. Saat ini orang maunya diajak komunikasi. Kalau dicekoki terus, marah lah dia," tambahnya.

Contoh lain adalah Kereta Api Indonesia (KAI). Salah satu BUMN terbaik di 2012 ini memberikan kepedulian kepada perempuan melalui kereta api khusus wanita.

Begitu juga dengan Harian Jawa Pos yang sudah membuka halaman khusus untuk anak muda, yaitu Deteksi. "Ini bisa menyebabkan surat kabar tidak akan bisa mati, karena masih bisa memanfaatkan anak muda sebagai konsumennya," tambahnya.

Jika sudah melakukan prinsip-prinsip dasar marketing dan sudah memberikan sentuhan teknologi dalam pemasarannya, maka kini pemasar sudah saatnya untuk memberikan penekanan khusus kepada konsumennya. "Kalau dulu ada prinsip makan tidak makan asal kumpul, sekarang makan tidak makan asal connect ke internet," tambahnya.

Dengan semakin terhubungnya masyarakat, maka apapun yang akan dilakukan oleh marketer akan bisa diterima oleh konsumen. Apalagi bila seorang marketer ini bisa seolah mengajak komunikasi dengan calon konsumennya, maka konsumen itulah yang akan menjadi target pasar kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com