Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Terjang Kolaka Utara, 256 Rumah Terendam, 9 Hanyut

Kompas.com - 02/01/2013, 21:32 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA UTARA, KOMPAS.com -- Ratusan rumah warga di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara diterjang banjir yang berasal dari luapan sungai besar di daerah tersebut, Rabu (3/1/2013) dini hari tadi. Berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kolaka Utara, terdapat 256 rumah warga yang terendam banjir dan 9 rumah warga hanyut.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kolaka Utara, Munir, menjelaskan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun terdapat 65 rumah warga yang rusak ringan, 14 rusak berat, 9 rumah yang hanyut.

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Ini diakibatkan hujan yang begitu deras dari jam 9 malam hingga jam 3 dini hari tadi. Dan rumah-rumah yang terendam banjir itu terdapat di beberapa titik, seperti di Kecamatan Lambai dan Kecamatan Lasusua, Desa Lambai, Latawaro, Woise, Rate Limbong dan kelurahan Lasusua," ungkapnya, Rabu (02/01/2013).

Dia juga menambahkan, BNPB Kolaka Utara telah mengevakuasi para korban banjir di Kolaka Utara. "Kami sudah mengevakuasi para korban ke tempat yang saat ini kami anggap lebih aman. Dan saat ini pihak kami terus memantau kondisi tempat bencana dan para korban. Jangan sampai ada bencana susulan," tambahnya.

BNPB Kolaka Utara juga mengakui, perkiraan sementara, berdasarkan kerusakan yang dialami oleh warga, kerugian material mencapai ratusan juta rupiah. Kerugian akan terus bertambah mengingat pendataan belum selesai dilakukan.

"Kerugiannya, ya itu tadi sekitar ratusan juta rupiah. Tapi semoga saja tidak ada bencana susulan lagi mengingat kondisi cuaca di Kolaka Utara itu tidak bisa diprediksi," tegasnya.

Hingga saat ini pihak BNPB provinsi belum mengirimkan bantuan karena logistik yang dimiliki oleh BNPB Kolaka Utara masih cukup. "logistik masih cukup, tapi kita tetap berkoordinasi dengan provinsi kalau sewaktu-waktu butuh suplai logistik atau obat-obatan," cetusnya.

Kolaka Utara sendiri merupakan daerah dengan tingkat kerawanan bencana cukup tinggi. Beberapa waktu lalu, di tempat yang sama, sempat terjadi bencana banjir bandang yang menelan korban jiwa serta warga yang hilang. Daerahnya memang dikepung puluhan sungai besar, serta hutan gundul yang bisa penyebab utama bencana alam ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com