JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN Syariah mencetak laba bersih senilai Rp 164,1 miliar pada kuartal I-2024.
Angka tersebut tumbuh 56,1 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 105,1 miliar.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, kenaikan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan.
Baca juga: Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat, OJK: Perlu Waktu
"Penyaluran pembiayaan meningkat 20 persen secara tahunan menjadi Rp 39,1 triliun pada kuartal I-2024, dibandingkan dengan Rp 32,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu," kata dia dalam konferensi pers paparan kinerja BTN per 31 Maret 2024, Kamis (25/4/2024).
Ia menambahkan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN Syariah telah mencapai Rp 42,9 triliun sampai kuartal I-2024.
Angka tersebut tumbuh 20,3 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Seiring dengan pertumbuhan positif di sisi pembiayaan dan penghimpunan DPK, BTN Syariah membukukan peningkatan aset," imbuh dia.
Baca juga: Apa Kabar Proses Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat?
BTN Syariah mencatat aset senilai Rp 54,8 triliun pada kuartal I-2024, angkat tersebut tumbuh sebesar 17,9 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 46,5 triliun.
“BTN Syariah terus bertumbuh secara konsisten sebagai pemain kuat di salah satu ceruk bisnis yang sangat menarik di pasar perumahan domestik,” terang Nixon.
Sebagai informasi, induknya yakni BTN mencatat laba bersih senilai Rp 860 miliar. Angka tersebut tumbuh 7,4 persen secara tahunan dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 801 miliar.