Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Memiskinkan

Kompas.com - 31/01/2013, 03:00 WIB

Restrukturisasi unggas lokal, termasuk bebek/itik, menjadi salah satu kebijakan pemerintah untuk menanggulangi penyebaran virus flu burung kelompok (clade) 2.3.2. Dengan restrukturisasi, pemeliharaan bebek dengan pola berpindah akan berubah menjadi pola intensif.

Dari memelihara bebek basah, demikian istilah para peternak menyebut pola berpindah, menjadi memelihara sistem kering. Atau yang biasa disebut juga dikandangkan.

Bebek sejatinya binatang yang habitatnya di air. Namun, tak tertutup kemungkinan bebek dikandangkan asal tercukupi kebutuhan airnya untuk minum atau sekadar pelepas panas.

Persoalannya, tantangan untuk mengandangkan bebek tidak hanya kebutuhan air. Tantangan lain terkait lahan pemeliharaan, ketersediaan pakan, melonjaknya biaya produksi per butir telur, kebersihan lingkungan kandang, polusi suara, penyediaan bibit unggul, dan yang tak kalah penting membangun kandang.

Karena dipelihara dengan sistem kandang, peternak juga harus menyiapkan dengan baik konstruksi kandangnya. Agar aman bagi bebek, dan terhindar dari cuaca ekstrem. Kalau tidak, produktivitas turun.

Sekalipun hewan yang suka berkelompok, bebek memiliki perasaan yang sangat peka. Letusan petasan, perubahan cuaca ekstrem, bahkan si pemberi makan berganti orang, bebek-bebek itu langsung ”ngambek”: produktivitas telurnya turun. Untuk memulihkannya butuh waktu beberapa hari.

Pakan juga tidak bisa dianggap sepele. Komposisi pakan yang tidak tepat antara karbohidrat sebagai sumber energi, dan protein, atau bahkan berubah-ubah, juga berdampak pada penurunan produktivitas telur. Tantangannya, kalau mengandalkan pakan jadi, mahal. Kalau mengolah pakan sendiri, pasokan bahan bakunya acap kali tidak teratur. Ini tidak disukai bebek.

Yang juga memberatkan peternak bebek, struktur pasar telur bebek tidak sama dengan telur ayam ras. Pasar telur ayam ras sangat lentur. Saat harga pakan naik, harga telur ayam ras akan naik. Harga telur bebek cenderung stagnan.

Kompleksitas masalah dan tingginya risiko memelihara bebek sistem kandang, tak jarang membuat peternak menyerah. Akhirnya mereka kembali memelihara bebek dengan pola berpindah. Sekalipun produktivitas tidak terlalu tinggi, biaya produksi dari pakan rendah atau hampir tidak ada.

Restrukturisasi bebek harus mampu menjawab berbagai tantangan di atas. Kalau tidak, program restrukturisasi hanya akan merampas mata pencarian peternak bebek. Restrukturisasi bebek yang tidak dijalankan dengan tepat, hanya akan mencetak kemiskinan baru. (HERMAS E PRABOWO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com