Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2013, 13:51 WIB

KOMPAS.com — Meski beberapa zat yang terkandung dalam tanaman ganja diketahui memiliki manfaat medis, tetapi ganja bisa menyebabkan ketergantungan. Dua studi teranyar bahkan menyebutkan ganja bisa meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.

Studi pertama yang dipresentasikan dalam konferensi stroke internasional dilakukan oleh tim dari Universitas Auckland, Selandia Baru. Mereka menemukan peningkatan risiko stroke pada orang yang sering mengisap mariyuana.

Selain itu, studi yang dipublikasikan dalam The American Heart Journal itu juga menyebutkan, pengguna mariyuana alias ganja yang terkena serangan jantung memiliki risiko kematian lebih besar.

Penelitian awal mengenai kaitan stroke dengan ganja ini dilakukan terhadap 160 pasien berusia 18-55 tahun yang pernah terkena stroke akibat penyumbatan aliran darah ke otak. Para pasien itu juga melakukan tes urine untuk mengetahui penggunaan mariyuana dalam 72 jam pasca-serangan stroke.

Hasil penelitian itu dibandingkan dengan 160 pasien dari kelompok kontrol, yakni yang tidak terkena stroke tetapi datang ke rumah sakit untuk alasan lain.

Sekitar 16 persen pasien stroke menunjukkan penggunaan mariyuana dari urine mereka. Sementara dari kelompok kontrol hanya 8 persen.

Tetapi, hasil tes tersebut tidak memisahkan antara perokok dan pengguna ganja karena hampir seluruh responden yang positif memakai ganja juga menunjukkan nikotin dalam urine mereka.

"Ganja bisa menyebabkan perubahan tekanan darah dan detak jantung yang dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke, terutama bisa menyebabkan gangguan irama jantung yang berkait erat dengan terjadinya stroke," kata Dr Alan Barber, ketua peneliti.

Sementara itu, penelitian mengenai serangan jantung dilakukan tim dari Harvard Medical School dengan mengikuti lebih dari 4.000 penyintas serangan jantung selama 18 tahun. Tujuan studi ini untuk melihat pola antara penggunaan ganja dan serangan jantung.

Dari partisipan itu, 109 orang mengisap ganja setidaknya satu kali sebelum mereka masuk rumah sakit. Kebanyakan berusia 40 dan 50 tahun. Selama kurun waktu penelitian, 519 pasien meninggal, termasuk 22 orang pengguna ganja.

Meski terlihat ada peningkatan kematian sampai 29 persen, tetapi hasilnya dinilai tidak signifikan. Ini berarti, kematian itu bisa saja dipengaruhi oleh faktor lain.

Riset lain sebelumnya menemukan, satu jam setelah mengisap ganja berkaitan dengan peningkatan risiko serangan jantung antara dua sampai lima kali. Risiko yang sama juga terlihat pada hubungan seksual.

Beberapa penelitian mengenai dampak buruk dan positif tanaman ganja memang terus dilakukan. Namun, belum ada hasil riset yang secara jelas membeberkan bukti yang akurat serta konsisten. Ini berbeda dengan penelitian mengenai rokok dan dampaknya terhadap kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com