Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuduhan Dumping Harus Dilawan dengan Kualitas

Kompas.com - 13/02/2013, 18:09 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi IV DPR RI Ma'mur Hasanuddin menilai, tuduhan pemerintah Amerika Serikat bahwa Indonesia telah melakukan praktek dumping terhadap komoditas udang harus dijawab dengan peningkatan kualitas komoditas udang nasional.

Tuduhan dumping seringkali dilancarkan negara pengimpor karena praktek dumping akan menimbulkan kerugian bagi dunia usaha atau industri barang sejenis dalam negeri. Namun disisi lain, produk dalam negeri mereka kalah bersaing dengan produk dari negara pengekspor.

"Karenanya Indonesia juga harus mampu mengantisipasi peristiwa ini terjadi pada barang-barang yang masuk ke dalam negeri. Proses investigasi sah-sah saja dilakukan oleh pihak AS, namun jika proses investigasi tersebut sudah mempengaruhi ketahanan pangan nasional dan mengatur produksi udang dalam negeri maka pemerintah perlu melakukan pembelaan yang maksimal," ujar Ma'mur di Jakarta, Rabu (13/2/2013).

Sebelumnya, Otoritas Anti Dumping Amerika Serikat, US Department of Commerce (US-DOC), pada 18 Januari 2013, mulai melakukan penyelidikan anti subsidi produk Certain Frozen Warmwater Shrimp atau udang beku asal Indonesia. Adapun penyelidikan antisubsidi ini dijadwalkan akan selesai pada 29 Juli 2013. US-ITC akan mengumumkan preliminary determination pada 11 Februari 2013, dan jika pada waktu tersebut tidak ditemukan adanya injury, maka penyelidikan akan dihentikan.

"Persitiwa ini sebenarnya memberikan paparan bahwa ternyata komoditas perikanan atau udang kita sangat berkualitas serta cukup kompetitif di pasar luar negeri karena memiliki keunggulan komparatif dalam sisi harga dan ragam jenisnya. Karenanya pemerintah perlu mendorong pengusaha dan produsen lokal mendapatkan akses seluas-luasnya kepada negara-negara pemasaran non tradisional," jelas Ma'mur.

Produksi udang nasional sebagian besar merupakan udang vaname yang mencapai 85 persen, sedangkan sisanya 15 persen jenis udang lainnya seperti udang windu. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan, kebutuhan udang vaname di AS sebesar 550.000 ton per tahun, Jepang sebanyak 400.000 ton, sedangkan Uni Eropa sekitar 300.000 ton. Total dari kebutuhan udang AS, Jepang, dan Uni Eropa diperkirakan mencapai 80 persen dari dari total kebutuhan udang di dunia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor udang Indonesia ke AS pada 2011 sebesar 515,5 juta dollar AS dan lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 353,7 juta dollar AS pada 2010. Sementara nilai ekspor di 2009 sebesar 330,2 juta dollar AS. Selain AS, pasar utama udang Indonesia yang terbesar adalah Jepang, China dan Uni Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Trafik Pengiriman Lion Parcel Naik 40 Persen Selama Ramadhan 2024

Whats New
OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

OJK Sebut Investree Belum Capai Ketentuan Modal Minimum

Whats New
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, Ini Respons Asosiasi

Whats New
Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan soal Penertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Targetkan Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com