Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Selidiki Investasi Emas

Kompas.com - 01/03/2013, 07:48 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Jawa Timur mulai menyelidiki dugaan penipuan investasi emas di Surabaya dengan menindaklanjuti laporan nasabah Raihan Jewellery. Nasabah mengakui imbal hasil yang dijanjikan manajemen Raihan dihentikan sejak Desember 2012.

”Ada empat orang yang melaporkan. Sekarang ini polisi masih mengembangkan kasus tersebut,” ujar Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jatim Komisaris Besar Hilman Thayib di Surabaya, Jatim, Kamis (28/2/2013).

Hilman menambahkan, nasabah Raihan Jewellery melaporkan pemilik perusahaan, kepala cabang Surabaya, dan pengurus cabang Surabaya ke Polda Jatim pada Senin lalu atas dugaan penipuan. Saat ini, berkas laporan tersebut telah diproses oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jatim.

Ketika ditemui, AML (46), salah satu pelapor, mengaku rugi hingga Rp 850 juta sehingga memberanikan diri melapor kepada polisi. AML berinvestasi Rp 1,8 miliar di Raihan Jewellery untuk membeli emas batangan seberat 2,7 kilogram.

AML mau menanamkan dana untuk investasi emas di Raihan karena diiming-imingi imbal hasil 2,5 persen per bulan. Dalam jangka waktu enam bulan, perusahaan berjanji mengembalikan seluruh dana investasi emas itu.

AML menjadi investor mulai Juli 2012 setelah ditemui langsung oleh M Azhari, pemilik Raihan Jewellery. Awalnya pembayaran imbal hasil berlangsung lancar. Namun, sejak akhir Desember 2012, manajemen Raihan tidak lagi menyetorkan imbal hasil itu kepada nasabah.

”Saya sampai utang ke bank Rp 400 juta untuk menambahkan investasi. Tahunya malah begini. Saya benar-benar tertipu,” kata perempuan yang berencana merenovasi rumah dari keuntungan investasi emas itu.

AML menambahkan, harga emas di Raihan Jewellery lebih tinggi 25-30 persen dibandingkan harga emas di pasaran. Kerugian yang dideritanya merupakan selisih harga emas tersebut.

Kendati telah dilaporkan kepada polisi, sampai kemarin kantor Raihan Jewellery cabang Surabaya masih beroperasi. Namun, kantor yang terletak di Ruko Landmark, Jalan Indragiri, Surabaya, itu tampak sepi.

Salah satu pegawai perempuan yang berjaga di kantor itu menolak diwawancara dan meminta Kompas langsung menghubungi manajemen mereka di Jakarta. ”Pimpinan kami (cabang Surabaya) sedang tidak ada di tempat,” kata pegawai yang tidak mau disebut namanya.

Heribertus (50), salah satu petugas jaga di kantor, mengakui, pada Kamis ini hanya satu nasabah yang mendatangi kantor Raihan. Kantor buka pada pukul 09.00-15.00.

Kardi, petugas parkir di ruko tersebut, mengatakan, kantor Raihan Jewellery menempati ruko itu sejak Januari 2013. ”Sekarang sepi, tapi sekitar tiga minggu lalu ramai didatangi orang,” katanya.

Menurut Kardi, di kantor itu hanya ada empat pegawai yang berjaga. Ia juga mengungkapkan bahwa pada Rabu (27/2/2013), beberapa polisi berpakaian preman mendatangi kantor tersebut.

Dalam situs resminya, di www.raihan-jewellery.com, perusahaan itu masih mencantumkan alamat di Wisma BII Lantai 7 Nomor 715 di Jalan Pemuda, Surabaya. Namun, kantor di Wisma BII itu kini ditempati Modern Cancer Hospital Guangzhou sejak 15 Januari lalu.

Menurut pegawai Raihan Jewellery yang ditemui di kantor Indragiri, kemarin, kantor mereka pindah karena kontrak sewa sudah habis.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com